digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggalan koridor Jl. Margonda Raya, yang terletak berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta menjadikannya sebagai jalur penghubung utama dan pintu masuk ke Kota Depok. Kondisi tersebut menjadikan kawasan berkembang sebagai kawasan strategis dan pusat aktivitas bagi masyarakat. Namun, pesatnya pembangunan yang terjadi memiliki dampak negatif, salah satunya adalah menurunnya kualitas ruang luar Kota Depok, terutama koridor jalan, sehingga tidak lagi dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik yang mewadahi berbagai aktivitas masyarakatnya. Mengingat pentingnya peranan koridor jalan bagi kehidupan masyarakat perkotaan, maka dibutuhkan suatu usaha untuk mengembalikan fungsi koridor jalan sebagai ruang publik. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan proses reinventing. Di penggalan koridor Jl. Margonda Raya proses reinventing dilakukan dengan penataan lingkungan fisik, yang memiliki tujuan utama untuk mengembalikan fungsi koridor jalan sebagai sebuah tempat yang diinginkan oleh masyarakat untuk beraktivitas. Selain itu, proses reinventing dilakukan dengan pendekatan placemaking, sehingga penataan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada lingkungan fisik, namun juga pada makna dan aktivitas yang ada. Penataan penggalan koridor Jl. Margonda Raya sebagai ruang publik didasari pada dua pertimbangan utama, yakni pola pemanfaatan kawasan sebagai fungsi perdagangan dan jasa dan pengembangan kawasan dengan konsep Transit Oriented Development (TOD), sehingga menghasilkan empat segmentasi dan lima simpul aktivitas yang menjadi fokus pengembangan. Penyusunan tesis ini dilakukan dengan fragmental process dan metode perancangan eksploratif.