Kawasan permukiman magersari berkembang diantara bangunan Pesanggrahan
Tamansari, yang merupakan tempat kediaman sultan dan krabat. Permukiman ini
pada awalnya diperuntukan bagi abdi dalem yang menjaga Tamansari dan kini
berkembang menjadi permukiman padat. Perkembangkan kawasan ini tidak
memberikan kontribusi secara langsung terhadap perkembangan pariwisata budaya
pada kawasan Pesanggrahan Tamansari dan cendurung mengurangi citra kawasan
sebagai tempat kediaman sultan, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah
mengembangkan pariwiata budaya pada kawasan Permukiman Magersari dengan
pencitraan kembali kawasan sebagai tempat kediaman sultan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dangan pendekatan
placemaking yaitu mengkaji kawasan berdasarkan indikator citra, aktivitas dan
bentuk fisik kawasan. Konsep pengembangan pariwisata budaya yang mencitrakan
kembali kawasan sebagai kediaman sultan. Penyusunan konsep dilakukan dengan
membagi kawasan kedalam tiga zona pengembangan, yaitu zona inti yang terdiri
dari bangunan cagar budaya, zona penyangga yang terdiri dari permukiman
magersari dan zona pengembangan yang terdiri dari kampung wisata.