digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kaolin merupakan aluminium silikat hidrat alami yang sering dikombinasikan dengan pektin, suatu senyawa polisakarida, digunakan sebagai antidiare karena memiliki aktivitas sebagai adsorben. Kadar aluminium dalam kaolin ditetapkan dengan metode spektrofluorometri melalui reaksi derivatisasi menggunakan pereaksi 8-hidroksikuinolin pada pH 6 dalam pelarut kloroform. Pengukuran intensitas fluorosensi dilakukan pada panjang gelombang maksimum eksitasi 384 nm dan emisi 525 nm. Validasi metode dilakukan dengan penentuan linearitas, akurasi, presisi, batas deteksi, dan batas kuantifikasi. Metode yang tervalidasi diuji terhadap simulasi serbuk tablet dan suspensi yang mengandung kaolinpektin. Destruksi kering sampel simulasi dilakukan pada suhu 800 o C selama 5 jam. Residu dilarutkan dalam asam sulfat dan diambil filtratnya untuk diderivatisasi. Metode penetapan kadar aluminium dalam kaolin dengan spektrofluorometri telah divalidasi dengan hasil linearitas dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,9979 dan koefisien variansi regresi (Vxo) 3,79%; batas deteksi 0,23 ppm dan batas kuantifikasi 0,76 ppm; akurasi dengan nilai perolehan kembali 92,36±0,49-102,61±1,58% untuk simulasi serbuk tablet dan 97,22±0,57-105,83±0,64% untuk simulasi suspensi; dan presisi antara dengan nilai Horwitz Ratio (HORRAT) 0,06-0,07 dengan SBR 0,85-1,01% untuk simulasi serbuk tablet dan HORRAT 0,09-0,13 dengan SBR 1,25-1,74% untuk simulasi suspensi, dengan masing-masing nilai yang memenuhi persyaratan berdasarkan AOAC International Guideline untuk validasi metode analisis. Kadar aluminium yang terdapat dalam kaolin adalah 21,15±8,85 ppm. Metode yang tervalidasi digunakan untuk menetapkan kadar sampel tablet “O”dengan perolehan kadar aluminium dari setiap tablet yang diujii adalah 12,249 ppm ± 3,684% dan kadar kaolin dari setiap tablet adalah 579,084 mg ± 3,684%.