COVER Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti BAB 6 Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti BAB 7 Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Salwa Bunga Gustina
PUBLIC Alice Diniarti
Persentase tertinggi penyumbang komuter terhadap Jakarta berasal dari Bekasi,
yaitu sebesar 14.8% dan kegiatan urbanisasi dari kawasan pinggir menuju pusat
kota dan sebaliknya menyebabkan berbagai permasalahan. Kurangnya penelitian
TOD pada kawasan pinggir kota dapat menjadi penyebab belum adanya rancangan
kawasan berorientasi transit yang berhasil di Bekasi, padahal pembangunan
kawasan berorientasi transit juga butuh diterapkan sampai ke pinggir kota, sehingga
dibutuhkan penelitian pembangunan kawasan berorientasi transit di pinggir kota.
Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang kawasan berorientasi transit di
Bekasi dengan sasaran (1) mengidentifikasi konsep perancangan kawasan
berorientasi transit, (2), mengidentifikasi konsep perancangan hunian berimbang,
(3) menjelaskan karakter, potensi, kekurangan, dan potensi kawasan yang akan
direncanakan, (4) menjelaskan karakter komuter yang tinggal di pinggir kota, dan
(5) merumuskan prinsip dan konsep perancangan kawasan berorientasi transit di
Bekasi. Penelitian ini bersifat deduktif eksploratif dengan metode visioning. Dalam
menganalisis data, data-data sekunder yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah
untuk menciptakan visi dan misi perancangan yang diperoleh dari skenario
pengembangan kawasan yang berisi driving forces dan strategi penahapan
pengembangan kawasan. Setelah menentukan visi dan misi kawasan, dilakukan
analisis SWOT menggunakan pendekatan dari tujuh elemen fisik perkotaan
(Shirvani, 1985). Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa stasiun LRT Bekasi
Barat termasuk ke dalam tipologi TOD pusat kota yang merupakan pusat pelayanan
kota bagi kota Bekasi secara keseluruhan yang bersifat sebagai pemberhentian
(stopover), bukan TOD destinasi. Berdasarkan hasil analisis, jumlah kepadatan
maksimum yang dapat diterapkan adalah 480 jiwa/ha dengan ridership per hari
278.352 jiwa dan target jumlah pekerja sebanyak 16.913 jiwa atau kepadatan 280
jiwa/ha. Berdasarkan kepadatan tersebut, intensitas terhadap total pembangunan
adalah 38% hunian, 44% komersial, dan 18% fasilitas umum dengan kepadatan
yang dihasilkan dalam kawasan sebesar 29.435 jiwa atau 486 jiwa/ha dengan
komposisi hunian mewah, menengah, dan sederhana sebesar 18%:24%:57%,
sehingga menghasilkan 7.359 unit hunian dengan kepadatan 12,2 unit/1000m2.
Untuk mendukung kebutuhan kehidupan penghuni, kawasan yang direncanakan
dilengkapi fasilitas berupa kelengkapan fisik yang terdiri dari 8% sarana
lingkungan, 0,35% prasarana lingkungan, 11% perdagangan dan niaga, dan 42%
ruang terbuka, taman, dan lapangan olahraga.