Perpustakaan Digital ITB

Bandara Internasional Soekarno Hatta merupakan salah satu bandara dengan aktivitas terpadat di Indonesia yang berada di bawah pengelolaan PT. Angkasa Pura II (Persero). Dengan rata – rata kepadatan penumpang sebesar 60.397.972 jiwa dan penerbangan sebesar 445.266 aktivitas pada tahun 2018, Bandara Internasional Soekarno Hatta akan terus berkembang guna meningkatkan pelayanan dan pemenuhan terhadap kebutuhan masyarakat. Seiring dengan meningkatnya aktivitas pembangunan di kawasan Bandara Internasional Soekarno Hatta tentu akan berdampak kepada produksi air limbah yang dihasilkan dari kawasan bandara. Bandara Internasional Soekarno Hatta sendiri mempunyai instalasi pengolahan air limbah domestik (IPAL) eksisting yang telah berdiri semenjak tahun 1977. Kualitas air limbah yang dihasilkan dari IPAL eksisting sebenarnya masih memenuhi standar baku mutu Permen LH Nomor 68 Tahun 2016, namun dari hasil evaluasi yang dilakukan nilai Hydraulic Retention Time (HRT) dari masing – masing unit pengolahan jauh melampaui kriteria desain. Hal ini ditunjang dengan belum pernah dilaksanakannya pembaharuan dan modifikasi terhadap IPAL eksisting. Oleh karena itu diperlukannya perencanaan ulang terhadap instalasi pengolahan air limbah domestik (IPAL) eksisting di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Perencanaan dilakukan dalam dua tahapan pelayanan, yaitu pada Tahun 2030 dan Tahun 2040. Pemilihan alternatif teknologi dilakukan dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting berdasarkan parameter efisiensi, kehandalan, sludge disposal, kebutuhan lahan, dampak lingkungan, biaya operasional dan pemeliharaan, biaya konstruksi, keberlanjutan dan tingkat kemudahan. Alternatif – alternatif yang diajukan berupa pengolahan dengan teknologi Complete Mix Activated Sludge (CMAS), Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dan Membrane Bioreactor (MBR). Berdasarkan metode SAW dengan parameter yang telah ditentukan, terpilihlah alternatif kedua yaitu MBBR.