digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertambahan jumlah penduduk yang sangat cepat di Pulau Jawa serta rencana strategis pemerintah dalam pengembangan moda kereta di masa depan akan berdampak kepada kinerja jaringan angkutan umum. Untuk mengetahui dampak implementasi rencana tersebut terhadap kinerja angkutan umum, perlu dilakukan tinjauan terkait kinerja angutan umum di masa depan. Dalam studi ini, dilakukan tinjauan mengenai pergerakan penumpang serta dampak pengembangan moda kereta di masa depan. Selain itu, dalam studi ini juga dihitung implementasi alternatif pengembangan kereta api dengan kinerja terbaik alternatif yang dilakukan adalah do-nothing (DN), pembangunan medium speed train (MS), pembangunan high speed traiu jalur utara (HSU), pembangunan high speed traiu jalur selatan (HSS), serta pembangunan high speed train jalur selatan dan pembangunan medium speed train (MSHS). Pengembangan alternatif akan dilakukan pada tahun 2025, serta diproyeksi hingga tahun 2048. Program EMME (Equilibre Multimoda, Multimodal Equilibrium) digunakan untuk membantu menghitung kinerja jaringan setelah dibebankan pergerakan penumpang. Kinerja jaringan yang ditinjau dalam adalah total running time dan total waiting time. Kedua parameter ini kemudian dibandingkan antaralternatif untuk menentukan alternatif dengan total biaya terendah. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa jumlah pergerakan penumpang total di pulau jawa pada tahun 2018 adalah 3.106.162, meningkat hingga 4.437.490 pada tahun 2048. Penurunan total biaya untuk masing – masing alternatif secara keseluruhan yaitu MS, HSU, HSS, dan MSHS, yang ditunjukkan dengan besarnya rasio antara generalized cost masing-masing alternatif terhadap alternatif DN secara berturut – turut adalah 5.486% , 29.947% , 31.656% dan 63.212%. Dengan hasil yang diperoleh dari poin diatas, maka alternatif MSHS memberikan hasil kinerja jaringan angkutan umum terbaik dibandingkan dengan alternatif lainnya.