Selama beberapa dekade terkahir, produksi minyak Indonesia terus mengalami penurunan, dan diperlukan sebuah metoda untuk meningkatkan perolehan minyak. CO2-EOR saat ini menjadi salah satu metode peningkatan perolehan minyak yang menonjol. Telah banyak investigasi dan percobaan selama beberapa dekade ini untuk meningkatan perolehan minyak dengan menggunakan injeksi CO2. Isu lingkungan juga mendorong pemanfaatan CO2 sebagai metoda peningkatan perolehan minyak, dikarenak karbon dioksida telah diklasifikasikan sebagai gas yang paling berpengaruh diantara gas rumah kaca lainnya. Belakangan ini, muncul perhatian terhadap penggunaan gas metana (CH4) untuk meningkatkan performa dari CO2-EOR. Selain itu, gas metana (CH4) ikut andil sebagai penyumbang terbesar kedua diantara gas rumah kaca lainnya. Oleh karena itu, tujuan dari studi ini adalah untuk melihat potensi dari injeksi CO2-CH4 untuk meningkatkan perolehan minyak Untuk mengimplementasikan injeksi CO2-CH4 sebagai metode peningkatan perolehan minyal, maka perlu untuk menentukan parameter injecksi yang paling berpengaruh terhadap injeksi CO2-CH4, dan kondisi operasi optimum dari injeksi CO2-CH4. Injeksi siklus CO2-CH4 atau disebut proses huff ‘n’ puff telah menangkap perhatian lebih sebagai metoda baru untuk meningkatkan efisiensi injeksi. Studi ini akan fokus terhadap penerapan injeksi CO2-CH4 dengan metode huff ‘n’ puff untuk diterapkan pada kondisi umum reservoir di Indonesia yaitu, temperatur tinggi, dan tekanan rendah terutama untuk memproduksikan jenis minyak ringan. Untuk mengevaluasi performa dari lapangan “L”, sebuah simulator komposisional CMG GEMTM digunakan sebagai alat utama dalam simulasi. Analisa sensitivitas dilakukan dengan menggunakan tornado diagram untuk melihat efek dari setiap parameter, dan menjalankan beberapa skenario simulasi dengan metoda huff and puff.
Hasil simulasi menunjukan bahwa injeksi CO2-CH4 memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan perolehan minyak di lapangan “L” melalui mekanisme penurunan viskositas, pengembangan minyak, dan menjaga tekanan reservoir, dengan kenaikan produksi minyak kumulatif berkisar antara 6 MSTB sampai 11 MSTB. Hasil analisa senitivitas menunjukan bahwa laju alir injeksi merupakan parameter yang paling berpengaruh, berikutnya diikuti oleh waktu injeksi, jumlah siklus, dan waktu soaking. Skenario injeksi yang diajukan adalah 10 ton/day diinjeksikan selama 100 hari, kemudian diikuti 30 hari untuk soaking dengan satu siklus dan jumlah total CO2-CH4 yang diinjeksikan adalah 1000 ton. Oleh karena itu, metoda ini sangatlah menarik untuk diaplikasikan lebih lanjut untuk memaksimalkan perolehan minyak di Indonesia.