digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mochammad Agus Dewanto Perdana
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Mochammad Agus Dewanto Perdana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Mochammad Agus Dewanto Perdana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Mochammad Agus Dewanto Perdana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Mochammad Agus Dewanto Perdana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Mochammad Agus Dewanto Perdana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Mochammad Agus Dewanto Perdana
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Penataan ruang merupakan suatu proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penataan ruang bertujuan mewujudkan cita-cita masyarakat yang makmur sejahtera. Penataan ruang di Indonesia dibagi menjadi dua, penataan ruang darat atau yang biasa disebut Tata Ruang Wilayah, dan penataan ruang laut yang biasa disebut Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Terdapat kebijakan pemerintah yaitu kebijakan satu peta dimana dengan satu geoportal pengguna dapat mengakses peta peta lainnya dengan mudah. Sehubungan dengan itu maka perlu dilakukannya integrasi antar kedua peta ini, karena apabila kedua peta tersebut tidak terintegrasi maka timbulah persoalan salah satunya adalah adanya kekosongan data maupun data yang berduplikat pada pertemuan antar kedua peta. Penelitian ini menggunakan metode membandingkan dari sumber data hingga penyajian dari kedua peta tersebut sehingga terdapat perbedaan yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Dari hasil perbandingan tersebut, akan terlihat permasalahan yang dapat diperbaiki demi mendukung kebijakan satu peta. Kebijakan satu peta sendiri berfokus pada satu referensi, satu skala, satu basis data, dan satu geoportal. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa pengintegrasian kedua peta adalah penting untuk mendukung kebijakan pemerintah, salah satunya one map policy. Sayangnya, untuk kedua peta tersebut terlihat berbeda baik dari segi referensi, skala, maupun penyajian datanya. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan untuk menyamaratakan definisi dan menggunakan referensi tertentu untuk menanggulangi masalah ini.