ABSTRAK Pradita Andriyani Laela
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB
COVER Pradita Andriyani Laela
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Pradita Andriyani Laela
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Pradita Andriyani Laela
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Pradita Andriyani Laela
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Pradita Andriyani Laela
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Pradita Andriyani Laela
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Pradita Andriyani Laela
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Indonesia merupakan daerah tropis yang memiliki potensi besar sebagai mega
biodiversitas. Setidaknya ada 1.000 spesies dimanfaatkan sebagai tanaman obat, salah
satunya adalah brotowali (Tinospora crispa). Brotowali dipercaya sebagai obat pereda
demam, hipertensi, dan lainnya. Inventarisasi data berupa kandungan senyawa kimia,
pemanfaatan tanaman obat berbasis kearifan lokal, dan keanekaragaman genetik untuk
mencegah biopiracy perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
keanekaragaman genetik brotowali dari enam provinsi Indonesia dengan penanda
molekuler Sequence-Related Amplified Polymorphism (SRAP). Sampel didapatkan dari
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TOOT), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan
sebanyak 46 individu berupa daun kering yang berasal dari Provinsi Jawa Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan
NTB. Amplifikasi fragmen DNA dilakukan menggunakan tiga pasang primer (Me1-
Em1, Me3-Em1, dan Me4-Em1) berdasarkan hasil seleksi primer. Analisis data
meliputi, analisis keanekaragaman intrapopulasi, interpopulasi, dan pengelompokan.
Sebanyak 35 pita dengan rentang ukuran 100—1400 didapatkan dari hasil PCR SRAP.
Hasil analisis menunjukkan nilai jumlah alel yang teramati (na)= 2±0,0 alel, jumlah alel
efektif (ne)=1,127±0,171, jumlah lokus polimorfik (A)=37 lokus, informasi indeks
Shannon (I)=0,183±0,157, heterozigositas (H)=0,097±0,106, dan persentase lokus
polimorfik (PPL)=100%. Hasil pohon dendogram menggunakan metode Unweighted
Pair-Group Method (UPGMA) dan Principal Component Analysis (PCA) menjelaskan
adanya pola pengelompokan dan teramati NTB terpisah dari provinsi lainnya.
Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa penanda molekuler SRAP dapat
digunakan untuk mengidentifikasi keanekaragaman genetik brotowali (T. crispa) dari
enam provinsi di Indonesia pada tingkat spesies.