Dilaporkan bahwa aging defect pada terminasi kabel XLPE tipe pra-pabrikasi masih dapat muncul
pada interface antara stress relief cone (SRC) dan isolasi XLPE, ataupun pada interface antara
SRC dan epoxy resin, meskipun dalam kondisi instalasi yang baik. Aging defect merupakan
semacam endapan yang dihasilkan karena deoiling dari silicon grease atau silicon oil, keluarnya
zat kimia aditif seperti zat aditif yang digunakan pada proses vulkanisasi SRC, dari hasil
pengamatan pembongkaran terminasi XLPE yang sudah tidak beroperasi. Dikombinasikan
dengan stress (listrik, suhu dan mekanik), defect mungkin memicu partial discharge (PD) selama
proses delaminasi yang akan mengakibatkan kegagalan. Beberapa penelitian telah dilakukan
untuk mengamati degradasi pada terminasi kabel XLPE karena defect yang disebabkan oleh
proses pemasangan yang tidak sesuai. Namun, belum ada investigasi yang dilakukan untuk
karakteristik isolasi listrik dari terminasi kabel XLPE dengan aged defect. Karakteristik PD yang
dibahas dalam tesis ini untuk terminasi kabel XLPE tegangan 66 kV menggunakan model void
defect yang disebabkan oleh proses delaminasi. Aging defect dibuat dengan mencampurkan epoxy
resin dengan barium titanate kemudian dimasukkan dalam SRC interface dan kabel XLPE, dekat
dengan daerah perbatasan bagian semi konduktif dan isolasi SRC. Barium titanate adalah salah
satu bahan feroelektrik tertinggi yang dianggap sebagai bahan yang sesuai untuk mensimulasikan
endapan aging dalam interface SRC. Karakteristik PD dibahas dalam sudut pandang jumlah
pulsa, muatan maksimum (Qmax) dan pola PRPD. Hasil penelitian menunjukkan barium titanate
dapat mempengaruhi medan listrik di dalam interface SRC dengan memperhatikan perilaku PD
di interface, terutama di dekat daerah perbatasan antara semi konduktif dan isolasi SRC.