digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Struktur sandwich memiliki keunggulan yaitu bobotnya yang ringan dan kekakuan bending yang tinggi, membuat penggunaanya meluas di berbagai bidang industri. Komposit sandwich tenunan 3D dikembangkan untuk mengurangi delaminasi antara inti dan kulit pada sandwich tradisional. Operasi gurdi pada komposit sandwich dilakukan untuk membuat lubang yang dibutuhkan, namun proses tersebut sering menyebabkan kerusakan seperti delaminasi dan uncut fibers di sekeliling lubang. Penelitian ini mengkaji kerusakan akibat gurdi pada komposit sandwich tenunan 3D dengan variasi gerak makan 50, 200, dan 400 mm/min. Penelitian juga mempertimbangkan penambahan jumlah lapisan tenunan 3D sebanyak 1, 2, dan 3 lapis. Selain itu, dikaji juga efek penambahan tenunan 2D pada kulit luar atas sandwich dengan 0/1, 1/1, dan 2/1 lapis. Kerusakan diamati dan dikuantifikasi menggunakan metode pemrosesan gambar digital. Delaminasi peel-up dan pushout dikarakterisasi dengan parameter adjusted delamination factor (Fda). Uncut fibers diukur menggunakan uncut fiber factor. Hasilnya menunjukkan peningkatan gerak makan hingga 400 mm/min tidak berpengaruh terhadap delaminasi peel-up, delaminasi push-out bertambah, dan uncut fiber bertambah. Gerak makan 50mm/min menghasilkan kerusakan akibat gurdi paling rendah dibandingkan dengan gerak makan 200 dan 400 mm/min. Penambahan jumlah lapisan 3D memengaruhi ketebalan sandwich. Hal tersebut menyebabkan delaminasi peel-up meningkat, delaminasi push-out berkurang dan uncut fibers meningkat. Penambahan jumlah lapisan 2D memengaruhi ketebalan kulit luar atas. Hasilnya delaminasi peel-up meningkat, delaminasi push-out berkurang dan uncut fibers bertambah. Hasil pemindaian dengan X-ray micro CT menunjukkan delaminasi peel-up dan push-out terjadi pada antar muka bundle serat.