digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK M Ihsan Habibi
Terbatas Open In Flip Book Irwan Sofiyan
» ITB

Pelaksanaan kegiatan survei dan pemetaan konstruksi tidak terlepas dari pengikatan koordinat ke jaring titik kontrol tanah agar koordinat mengacu ke suatu sistem referensi. Terdapat beberapa kendala yang terjadi pada proses pengikatan koordinat terhadap BenchMark (BM) dan jaring titik kerangka, seperti contoh pada kegiatan scanning 3D menggunakan TLS di gedung bertingkat. Proses pengikatan terhadap jaring titik kontrol tanah biasanya sulit untuk dilakukan sebab jaring titik kontrol tanah tidak dapat dilihat dari arah gedung/bangunan. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengadakan titik ikat bantu. Titik ikat bantu digunakan untuk mempermudah pengukuran dan pengikatan ke sistem koordinat global. Persoalan yang akan dibahas adalah mengukur tingkat kepresisian point clouds hasil registrasi yang diikatkan terhadap jaring titik kerangka dan titik ikat bantu. Untuk menguji tingkat kepresisian titik ikat bantu pada scanning 3D menggunakan TLS dilakukan pengukuran scanning 3D gedung Labtek IX-C Geodesi dan Geomatika ITB lantai 1,2, dan 3 dengan rincian lantai 1 diikatkan terhadap jaring titik kerangka, lantai 2 dan 3 diikatkan terhadap titik ikat bantu. Hasil registrasi lantai 1 yang diikatkan terhadap jaring titik kerangka memiliki Root Mean Square Error (RMSE) 14 mm, sementara pada lantai 2 dan lantai 3 diikatkan terhadap titik ikat bantu memiliki nilai RMSE registrasi 9 mm. Setelah hasil pengukuran di registrasi per lantai, dilakukan registrasi keseluruhan lantai. Hasil registrasi keseluruhan lantai menunjukkan nilai RMSE 5 mm. Nilai RMSE point clouds hasil registrasi keseluruhan lantai semakin kecil dibandingkan point clouds hasil registrasi per lantai. Hal ini membuktikan bahwa titik ikat bantu dapat digunakan untuk mengikatkan hasil scanning ke sistem koordinat global.