digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nastiti Khadijah Suharjo
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

COVER Nastiti Khadijah Suharjo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Nastiti Khadijah Suharjo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nastiti Khadijah Suharjo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nastiti Khadijah Suharjo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nastiti Khadijah Suharjo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Nastiti Khadijah Suharjo
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pada tanggal 28 September 2018 lalu, Indonesia kembali berduka dengan peristiwa tsunami yang menerjang Teluk Palu dan sekitarnya. Gelombang tsunami dibangkitkan oleh gempa bumi berkekuatan 7,5Mw. Fenomena ini menyisakan banyak pertanyaan dari segi keilmuan karena gempa dengan mekanisme strike-slip umumnya tidak dapat membangkitkan gelombang tsunami yang destruktif. Berdasarkan penelitian dari Heidarzadeh dkk (2019) fenomena ini tidak hanya disebabkan oleh gempa bumi, namun terdapat mekanisme lain seperti longsor bawah laut yang turut andil dalam pembangkitan gelombang tsunami. Hal ini terlihat dari perbedaan parameter tsunami yang terekam pada stasiun pasut. Adapun penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis lebih lanjut dengan membandingkan hasil simulasi numerik dengan data di stasiun pasut maupun pada 22 titik lainnya yang berada di dalam maupun luar Teluk Palu. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan waktu kedatangan gelombang tsunami sebesar 30 menit di Stasiun Pasut Mamuju. Perbedaan lain tercermin pada nilai tinggi rendaman yang memiliki selisih 0,2 - 6 meter dengan pengukuran di lapangan. Luas rendaman juga memberikan perbedaan yang signifikan, yaitu sebesar 1 - 7 km2. Hal ini menegaskan bahwa fenomena tsunami Palu 2018 tidak hanya disebabkan oleh mekanisme pergerakan lempeng tektonik.