Polusi cahaya merupakan salah satu bentuk polusi akibat adanya cahaya berlebihan di luar ruangan yang dilepas ke langit, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan kecerlangan langit malam dan menurunkan kualitas kegelapan langit malam. Peningkatan kecerlangan langit malam menyebabkan objek-objek astronomi yang relatif redup, seperti Galaksi Bima Sakti semakin sulit diamati. Oleh karena itu, polusi cahaya merupakan permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh observatorium-observatorium di seluruh dunia dan di Indonesia, seperti Observatorium Bosscha dan observatorium yang masih dalam proses pembangungan seperti Observatorium Nasional Timau dan Observatorium Astronomi Lampung. Berdasarkan citra satelit VIIRS-DNB pada tahun 2013-2017, hasil analisis dinamika polusi cahaya di sekitar Observatorium Bosscha, Observatorium Nasional Timau, dan Observatorium Astronomi Lampung , membuktikan bahwa luas area kelas tingkat polusi cahaya sangat rendah menunjukkan tren menurun. Sedangkan luas area kelas tingkat polusi cahaya rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi menunjukkan tren meningkat dengan laju rata-rata per tahun yang bervariasi. Kemudian, pola distribusi masing-masing kelas tingkat polusi cahaya sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis. Kelas tingkat polusi cahaya sedang, tinggi, dan sangat tinggi memiliki kecenderungan memusat di kawasan perkotaan dan pola distribusinya mengikuti jaringan jalan, sedangkan kelas tingkat polusi cahaya sangat rendah memiliki kecenderungan teraglomerasi di kawasan perbukitan dan pegunungan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya aturan penggunaan tudung lampu dan jenis sumber cahaya artifisial untuk penerangan luar ruangan menyebabkan polusi cahaya di kawasan perkotaan relatif lebih parah daripada di kawasan sub urban dan rural.