Upaya yang dilakukan untuk pemuliahan kesehatan dan kesuburan lahan sawah
dapat dilakukan dengan memanfaatkan input pupuk hayati (biofertilizer) yang
adaptif pada ekosistem lahan sawah. Konsep ini sesuai dengan konsep Low
Eksternal Input Sustainable Agriculture (LEISA) yang merupakan penyangga dari
konsep pertanian terpadu dan pertanian berkelanjutan. Teknik ini sangat tepat
digunakan karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lainnya karena
berbasis sumber daya hayati nasional dan ramah lingkungan. Penggunaan
mikroorganisme dalam budidaya pertanian ini sangat tepat dilakukan, salah
satunya adalah penggunaan jamur endofit..
Tujuan umum penelitian ini adalah mengkaji peranan jamur endofit yang berasal
dari beberapa akar tanaman gramineae (rumput-rumputan) dalam meningkatkan
pertumbuhan dan hasil panen padi gogo. Sedangkan Tujuan khusus yang ingin
dicapai adalah :
1. Memperoleh isolat dan karakteristik jamur endofit dari tanaman gramineae.
2. Mengevaluasi jamur endofit dari akar tanaman gramineae yang berpotensi
meningkatkan pertumbuhan padi gogo secara in vitro.
3. Mengkaji beberapa senyawa metabolit dan kandungan fitohormon dari jamur
endofit terpilih yang berkaitan dalam menunjang pertumbuhan tanaman.
4. Mengevaluasi respon performa tanaman padi terhadap inokulasi jamur
endofit terpilih pada percobaan skala pot.
Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu : tahap 1 Isolasi, seleksi
(screening), identifikasi morfologi dan identifikasi molekuler jamur endofit dari
beberapa akar gramineae di Jawa Barat (Kabupaten Majalengka dan Kabupaten
Sumedang).
Tahap 2 Uji antagonis jamur endofit terpilih terhadap jamur patogen padi dengan
metode dual culture, melakukan identifikasi senyawa jamur endofit terpilih
dengan metode GCMS dan analisis fitohormon dari isolat jamur endofit terpilih
dengan metode HPLC dalam meningkatkan pertumbuhan.
Tahap 3 Uji respon tanaman padi gogo yang diinokulasi jamur endofit dari akar
gramineae terpilih terhadap pertumbuhan dan hasil panen padi gogo dengan
parameter pengamatan: tingkat kolonisasi akar, jumlah anakan produktif per
rumpun, bobot kering akar per tanaman, bobot kering brangkasan per rumpun,
jumlah gabah isi per rumpun, indeks panen, dan bobot 100 butir isi gabah per
rumpun.
Hasil penelitian tahap I. Hasil eksplorasi dan pemilihan jamur endofit dari akar
tanaman gramineae (padi, tebu, teki, alang-alang, rumput gajah, dan jagung)
diperoleh 12 isolat dari total 50 isolat pemacu pertumbuhan tanaman. Keduabelas
jamur endofit tersebut berhasil di identifikasi secara morfologi dan molekuler
yakni, Gaeumannomyces graminicola, Meyerozyma guilliermondii, Bipolaris
yamadae, Hipocrea virens, Fusarium oxysporum, Fusarium sp, Gaeumannomyces
sp, Trichoderma sp, Dothideomycetes sp, Pestaliopsis microspora,
Phialemoniopsis curvata dan Phialemoniopsis cornearis. Kedua belas isolat
tersebut dilakukan uji potensi terhadap pertumbuhan anakan padi secara in vitro
melalui parameter tinggi tanaman, panjang akar dan tingkat kolonisasi. Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa jamur endofit yang diinokulasikan pada benih padi
berpengaruh terhadap tinggi tanaman, panjang akar dan tingkat kolonisasi akar.
Isolat jamur endofit akar yang terbaik sebagai pemacu pertumbuhan tanaman padi
yaitu jamur endofit isolat 11 (I-11) termasuk spesies P. curvata. Berdasarkan hasil
identifikasi molekuler kesamaan sekuens jamur tersebut hampir 97% dan
termasuk jenis baru yang dilaporkan. Jamur endofit tersebut memiliki ciri-ciri
koloni warna putih kecoklatan, tepiannya utuh dan lembut seperti bulu yang halus,
sedangkan secara mikroskopis memiliki ciri-ciri konidiofor bulat lonjong,
transparan dan memiliki hifa bersekat-sekat.
Hasil penelitian tahap II, Hasil uji antagonis dengan uji dual culture menunjukkan
adanya perbedaan hasil mekanisme antara jamur endofit P. curvata dalam
menghambat jamur Aspergillus niger dan Fusarium moniliformis pada hari ke-4.
Sedangkan pada hari ke-6 sampai hari ke-7, memiliki daya hambat yang
tergolong rendah terhadap jamur A. niger dan F. moniliformis. Jamur endofit
kurang optimal dalam menghasilkan metabolit sekunder berupa senyawa
antifungi. Beberapa senyawa metabolit hasil analisis GCMS dari jamur endofit P.
curvata tersebut diantaranya senyawa fenol, asam laurat, asam fosfonat, etil- 2,4-
dihidroksidimetil-5,6-dimetilbenzoat dan senyawa benzhotiazolesfenol. Senyawasenyawa
metabolit tersebut berdasarkan beberapa hasil penelitian telah diketahui
berpotensi mampu menghambat jamur patogen pada tanaman padi. Penelitian ini
juga terbukti bahwa jamur endofit isolat 11 (P. curvata) menghasilkan hormon
IAA, Giberelin dan Zeatin.
Hasil penelitian tahap III, Tanaman inang padi gogo memberikan respon paling
baik terhadap perlakuan jamur endofit yang diinokulasikan dengan dosis 30 ml
tanaman-1 (+ 23,4 x 107 konidia ml-1) terhadap parameter (1) rata-rata tingkat
kolonisasi akar, (2) jumlah anakan produktif per rumpun, (3) bobot kering akar
tanaman, (4) bobot kering berangkasan tanaman, (5) jumlah gabah isi per rumpun
(5) indeks panen dan (6) bobot 100 butir gabah isi.
Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa salah satu
jamur endofit yang berasal dari akar gramineae yakni P. curvata berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo yang melibatkan beberapa senyawa
kimia metabolit dan fitohormon.