Motor bensin merupakan mesin yang melakukan konversi energi yang terkandung
dalam bahan bakar menjadi energi mekanik. Proses ini diawali dengan pencampuran
bahan bakar (bensin) dengan udara, kemudian campuran masuk ke dalam ruang bakar
selanjutnya dibakar dengan bantuan busi. Pada awalnya sistem pencampuran bahan
bakar ini dilakukan dengan mengunakan karburator, tetapi seiring dengan kemajuan
bidang kontrol dan sensor, pencampuran bahan bakar dan udara dilakukan dengan
sistem injeksi agar dicapai kondisi operasi yang lebih efisien. Berbagai sensor yang
memantau kondisi mesin merupakan pemberi input data ke Electronic Control Unit
(ECU) dan selanjutnya ECU menghasilkan sinyal yang memerintahkan injektor untuk
menyemprotkan bensin.
Penggunaan sistem injeksi juga dapat mengalami masalah bila kualitas bahan bakar
yang melewatinya tidak baik. Bensin yang berkualitas rendah akan cenderung
membentuk deposit pada injektor, yang dapat menyebabkan pengurangan laju aliran
bensin pada kondisi yang sudah ditetapkan ECU. Campuran bensin-udara yang tidak
stokiometrik akan menyebabkan daya motor berkurang selain itu akan menghasilkan
emisi gas buang lebih tinggi.
Untuk mengetahui derajat terbentuknya deposit pada injektor diperlukan alat uji yang
dapat melakukan pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu melalui
pengamatan bentuk semprotan yang terjadi dan pengukuran volume semprotan
injektor.
Alat uji yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat dipakai sebagai alat ukur
untuk pengujian deposit pada injektor yang mengacu pada standar ASTM D5598.
Untuk menggantikan fungsi ECU yang memberikan sinyal ke injektor, dikembangkan
sistem kontrol berbasis PLC yang dipilih karena kemudahan dalam pemrogramannya.
PLC diprogram agar memberikan sinyal kepada injektor dalam 3 mode yang
mewakili 3 putaran motor. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap injektor
yang dianggap mewakili keadaan injektor yang sudah terbentuk deposit. Sesuai
dengan standar ASTM D5598, dilakukan perbandingan injektor sebelum dan sesudah
diukur untuk mengetahui deposit yang terbentuk. Jika suatu saat dibutuhkan
pengujian dengan mode yang berbeda maka PLC dapat diprogram ulang.