COVER Mira Permata Sari Frm
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Mira Permata Sari Frm
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Mira Permata Sari Frm
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Mira Permata Sari Frm
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Mira Permata Sari Frm
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Mira Permata Sari Frm
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Mira Permata Sari Frm
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Baja karbon dapat digunakan untuk konstruksi pipa di industri minyak, khususnya
untuk transportasi minyak mentah. Baja karbon yang dapat digunakan salah
satunya baja API 5L grade X56 yang tergolong jenis mild steel. Korosi baja pada
pipa penyalur minyak mentah dapat disebabkan oleh asam klorida yang muncul
selama proses eksploitasi minyak dari hidrolisis klorida yang terdapat dalam brine
water atau air formasi berkadar garam tinggi yang berasal dari sumur minyak.
Ketahanan korosi baja karbon cukup rendah sehingga memerlukan mekanisme
pengendalian korosi berupa penggunaan inhibitor. Inhibitor organik berbasis
senyawa farmasi dipilih karena tidak bersifat toksik, ramah lingkungan, dan
mudah didapat. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian menggunakan inhibitor
organik dengan variasi jenis inhibitor dan konsentrasi.
Pada penelitian ini digunakan dua jenis inhibitor organik yakni Ondansetron
hydrochloride (ODSH) dan asam askorbat dalam medium 1M HCl. Durasi
perendaman pada percobaan ini selama dua hari. Laju korosi, efisiensi, dan
mekanisme adsorpsi inhibitor dengan konsentrasi 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm, dan
200 ppm ditentukan dengan menggunakan metode kehilangan berat logam.
Potensial korosi baja dan efisiensi inhibitor ditentukan dengan menggunakan
metode Elektrokimia. Pengujian Elektrokimia dilakukan pada konsentrasi 0 ppm
dan 200 ppm menggunakan alat Potentiostat. Selain itu juga diamati permukaan
baja dengan menggunakan scanning electron microscope dan energy dispersive
X-ray spectroscopy (SEM-EDX).
Pada uji perendaman, didapat bahwa laju korosi akan menurun dan nilai efisiensi
inhibitor akan meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi inhibitor. Laju
korosi terendah diperoleh pada penambahan inhibitor ODSH dan asam askorbat
dengan konsentrasi 200 ppm berturut-turut sebesar 0,79 mm/tahun dan 2,55
mm/tahun. Nilai efisiensi inhibitor tertinggi yang diperoleh dari metode
kehilangan berat logam pada penambahan inhibitor ODSH dan asam askorbat
dengan konsentrasi 200 ppm berturut-turut sebesar 87,45% dan 59,44%.
Sedangkan nilai efisiensi inhibitor yang diperoleh dari pengujian EIS saat
penambahan inhibitor ODSH dan asam askorbat dengan konsentrasi 200 ppm
berturut-turut sebesar 84,43% dan 59,77%. Hal ini dikarenakan pada ODSH
terdapat tiga heteroatom N sedangkan pada asam askorbat hanya terdapat satu
heteroatom O. Jenis adsorpsi kedua inhibitor adalah campuran (fisisorpsi dan
kemisorpsi). Perubahan potensial korosi saat penambahan inhibitor asam askorbat
dan ODSH dianggap kurang signifikan, sehingga kedua inhibitor ini tergolong
mixed-type. Model rangkaian listrik ekuivalen pada penambahan inhibitor yakni
Rs-(CPEi(Ri(CPEdl/Rp))) yang menunjukkan adanya selaput pasif yang terbentuk
pada permukaan logam namun tidak merata.