Perancangan lanskapkampus Institut Teknologi Sumatera (ITERA) dengan
infrastruktur energi surya merupakan sebuah respon terhadap isu pemanasan
global. Saat ini pengembangan energi terbarukan seperti energi surya menjadi
salah satu cara untuk menggantikan penggunaan energi fosil. Energi surya
merupakan energi terbarukan yang potensinya cukup memungkinkan untuk
dikembangkan di Indonesia. Selain itu, energi surya juga merupakan energi
terbarukan yang memiliki emisi paling rendah dibandingkan energi terbarukan
lainnya. Namun, pengembangan infrastruktur energi surya tetap memiliki
pengaruh terhadap penggunaan lahan dan perubahan karakter lanskap. Penerapan
perancangan infrastruktur energi surya di lanskap kampus ITERA merupakan
sebuah langkah awal studi perancangan lanskap yang dapat menjadi arahan untuk
pengembangan lanskap energi surya. Karena hingga kini masih sedikit contoh
kasus studi infrastruktur energi surya yang memperhatikan aspek lanskap.
Proses perancangan dimulai dengan melakukan kajian mengenai infrastruktur
energi surya dan studi banding kasus-kasus sejenis sehingga diketahui kriteria apa
saja yang mempengaruhi desain lanskapnya. Kajian tersebut dilanjutkan dengan
kajian tapak kampus dalam bentuk analisis tapak yang disusun untuk menjadi
arahan perancangan lanskap dalam bentuk rumusan desain. Proses pengaplikasian
dapat disesuaikan dengan perencanaan dan pengembangan kegiatan kampus
ITERA.
Konsep perancangan lanskap kampus ITERA memberatkan pada konsep
memperlakuan infrastruktur sebagai lanskap dan lanskap sebagai infrastruktur
sebagai sebuah bentuk tanggapan terhadap efektivitas lahan untuk rancangan
lanskap infrastruktur energi surya. Konsep tersebut disesuaikan juga dengan
kegiatan kampus dalam bentuk eco-relavatory design sehingga dapat
memperlihatkan prosesnya ke pengguna dan mengedukasinya secara tidak
langsung