Formasi Cibulakan di Cekungan Bogor telah terbukti menjadi reservoir yang
memproduksi hidrokarbon. Karakterisasi reservoir melalui berbagai pendekatan dibutuhkan
untuk pengembangan lanjutan yang lebih komprehensif, salah satunya dengan analisis
singkapan untuk mendapatkan data ketebalan, geometri, dan variasi spasial. Peneltian ini
difokuskan pada karakterisasi reservoir secara statis melalui analisis fasies dan fasies
arsitektur, stratigrafi sikuen, dan diagenesis.
Hasil pengukuran penampang stratigrafi, analisis kolom stratigrafi skala 1:80, analisis
sampel dan sayatan tipis menunjukkan bahwa Formasi Cibulakan pada lintasa penelitian
terdiri dari 14 fasies (A1, A2, B1, B2, B3, B4, C1, C2, C3, C4, C5, D1, D2, dan D3) dengan
komponen butir penyusun berupa kuarsa, felspar, dan foraminifera. Fasies yang ada
merupakan bagian dari 4 fasies arsitektur, yaitu: Shelf (A), Transition (B), Lower Shoreface
(C), dan Upper Shoreface (D). Hasil analisis granulometri menunjukkan bahwa kedalaman
batimetri, bioturbasi, badai, dan slump memengaruhi secara signifikan distribusi ukuran butir.
Analisis foaminifera bentonik menunjukkan batimetri lintasan penelitian adalah neritik dalam
hingga batial.
Analisis diagenesis menunjukkan bahwa batuan pada lintasan penelitian telah
mengalami beberapa proses diagenesis seperti bioturbasi, kompaksi, sementasi, dan
dissolution yang masing-masing memiliki peranan dalam mengurangi porositas maupun
menambah porositas batuan. Lingkungan diagenesis diinterpretasi berdasarkan morfologi
semen yang teramati pada sayatan tipis menunjukkan bahwa lintasan penelitian telah
melewati lingkungan diagenesis marine phreatic, meteoric phreatic, mixing zone, dan burial.
Lintasan penelitian pertama tersusun atas 3 sikuen dan lintasan kedua tersusun atas 4
sikuen yang dapat dibagi ke dalam highstand systems tract (HST 1-1, HST 2-1, HST 1-2,
HST 2-2, dan HST 3-2), lowstand systems tract – transgressive systems tract (LST–TST 2-1,
LST–TST 3-1, LST–TST 1-2, TST 2-2, dan LST–TST 3-2), dan falling stage systems tract
(FSST 2-1, FSST 2-2, dan FSST 4-2). Umur litologi Formasi Cibulakan pada lintasan
penelitian ditentukan dengan analisis foraminifera planktonik yang menunjukkan umur N14–
N16 (Miosen Tengah – Miosen Akhir).