digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_HAIFA_FAWWAZ_ATMAJA_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

2019_TA_PP_HAIFA_FAWWAZ_ATMAJA_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_HAIFA_FAWWAZ_ATMAJA_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_HAIFA_FAWWAZ_ATMAJA_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_HAIFA_FAWWAZ_ATMAJA_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_HAIFA_FAWWAZ_ATMAJA_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_HAIFA_FAWWAZ_ATMAJA_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_HAIFA_FAWWAZ_ATMAJA_1-BAB_7.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang terus menerus berlangsung di Indonesia. Salah satu metode pengananan sampah kota adalah dengan menggunakan Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang berfungsi sebagai tempat menampung sampah sebelum disalurkan ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Salah satu TPS yang ada di Kota Bandung adalah TPS Cibeunying. Sarana dan Prasarana TPS ini dievaluasi berdasarkan persyaratan teknis TPS pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 3/PRT/M/2013. Evaluasi ini didukung dengan data sumber sampah dari daerah layanan, luas dan dimensi bangunan, fungsi dan fasilitas bangunan, komposisi sampah, beban alat pengumpul dan timbulan sampah selama 8 hari berturut-turut. Pada tahun 2014, jumlah penduduk yang dilayani adalah 20.467 jiwa dengan rata-rata timbulan sampah rumah tangga sebesar 0,52 kg/orang/hari atau 10,67 ton/hari. Sedangkan daerah non rumah tangga yang dilayani berjumlah 50 unit dengan timbulan sebesar 9,37 ton/hari. Komposisi sampah dominan pada TPS Cibeunying adalah sampah organik sebanyak 58,21%, kertas & karton 15,60%, dan plastik kemasan 7,40%. Berdasarkan evaluasi, TPS Cibeunying membutuhkan perbaikan pada berbagai sektor. Pengembangan TPS konvensional menjadi TPS terintegrasi dilakukan dengan dua tahap, konsep pengembangan dan pra-rancang untuk memenuhi kebutuhan sepuluh tahun mendatang. Konsep pengembangan dilakukan dengan melakukan pemotongan daerah layanan, proyeksi timbulan sampah, pemilihan skenario, dan alternatif perbaikan berupa penambahan luas area, pengaturan sistem pengumpulan dan pengangkutan, tangki penampung lindi, pembuatan taman, pembuatan area-area khusus seperti area bongkar muat, pemilahan, penimbangan dan pencatatan, dan pewadahan. Pra-rancang, sebagai tahap kedua, berisi tentang spesifikasi alternatif dan kriteria desain perbaikan-perbaikan yang direkomendasikan untuk TPS yang disertai dengan denah dan gambar perspektif 3D TPS yang baru.