digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sesar Sumatera merupakan sesar dengan struktur sepanjang 1900 km dan mengalami pergeseran lateral menganan yang terbentuk akibat dari subduksi miring (oblique) Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Eurasia. Berdasarkan ketidakteraturan dari orde geometri, sesar ini terbagi menjadi 20 segmen utama dan beberapa diantaranya menghasilkan gempa doublet, yaitu pada tahun 1926 di Segmen Sianok (M6.8 & M6.5) dan tahun 1943 di Segmen Sianok (M7.1 & M7.3). Analisis seismisitas perlu dilakukan untuk mengevaluasi potensi bencana di daerah tersebut berdasarkan distribusi hiposenter yang akurat. Pada penelitian ini, dilakukan penentuan hiposenter awal menggunakan metode non-linier dan relokasi hiposenter menggunakan algoritma double-difference di area Segmen Sianok dan Segmen Sumani. Waktu tiba gelombang P dan S ditentukan secara manual dari 53 stasiun BMKG yang tersebar di sepanjang Pulau Sumatera dengan periode perekaman dari tahun 2009-2017. Model kecepatan 1D yang dipakai merupakan model kecepatan global AK135. Sebanyak 336 masing-masing fase P dan S telah teridentifikasi dari 61 event gempa yang memenuhi kriteria, yaitu gempa bermagnitudo lebih dari 3 (Mw>3) serta terekam minimal pada 3 stasiun. Berdasarkan plotting diagram Wadati menunjukkan nilai rasio Vp/Vs sebesar1.74, nilai tersebut dapat digunakan sebagai referensi kualitas data observasi. Hasil penentuan hiposenter awal berdasarkan acuan data nilai RMS residual dan residual waktu tempuh menggambarkan pola sebaran event-event yang terklaster dengan baik. Event tersebut berada di dekat jalur Segmen Sesar Sianok dan Sumani. Sebanyak 43 event berhasil direlokasi dan menunjukkan perubahan antara 1-3 km secara horizontal dan perubahan signifikan pada kedalaman antara 5-10 km. Berdasarkan hasil relokasi, dapat diketahui bahwa event-event pada rentang waktu penelitian masih memiliki keterkaitan dengan doublet earthquake yang pernah terjadi, karena menggambarkan lokasi tidak jauh. Dapat disimpulkan bahwa event-event pada rentang waktu penelitian masih berada pada lokasi sumber yang merupakan bidang sesar yang sama dengan kejadian doublet earthquake yang pernah terjadi.