digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pulau Jawa merupakan zona tektonik yang sangat aktif dan memiliki sistem geologi yang sangat kompleks sebagai akibat dari subduksi lempeng Indo-Australia dibawah lempeng Eurasia. Kompleksitas ini menghasilkan banyak gempa besar dan bersifat dekstruktif di area Pulau Jawa. Terlebih lagi, Jawa merupakan area dengan populasi yang sangat padat di Indonesia. Investigasi terkait seismisitas yang membawa informasi bawah permukaan perlu dilakukan untuk memahami mekanisme sumber gempa hingga dampaknya pada potensi bencana di area tersebut. Pada penelitian ini, dilakukan penentuan model kecepatan seismik 1D dan relokasi hiposenter menggunakan data korelasi silang dengan memanfaatkan sebaran hiposenter yang ditentukan berdasarkan waktu tiba gelombang P dan S dari event gempa serta distribusi 34 jaringan seismometer yang tersebar di Pulau Jawa bagian Tengah dan Timur. Sebanyak 11.192 masing-masing untuk fase P dan S teridentifikasi dari 1.529 event gempa yang memenuhi kriteria, yaitu gempa bermagnitudo lebih dari 3 (Mw >3) serta terekam minimal pada 4 stasiun dengan fase gelombang P dan S yang jelas. Sebagai pengontrol kualitas data observasi, hasil plotting diagram Wadati menunjukkan nilai rasio Vp/Vs sebesar 1,75. Berdasarkan hasil relokasi hiposenter menggunakan model kecepatan seismik 1D baru dan data korelasi silang, menunjukkan hasil yang lebih baik dari sebelum relokasi, serta dapat merepresentasikan fitur geologi yang ada pada wilayah tersebut. Hal ini didapatkan melalui perbandingan secara visual, melalui distribusi hiposenternya, dan secara statistik. Berdasarkan hasil relokasi hiposenter, seismisitas di area Jawa bagian Tengah dan Timur secara dominan terdistribusi di selatan Jawa, seperti di selatan Kebumen, Yogyakarta, Pacitan, Malang, dan Banyuwangi sebagai konsekuensi dari aktivitas subduksi. Selain itu, klaster gempa pada kedalaman dangkal kemungkinan dikontrol oleh aktivitas sesar di daratan, seperti Sesar Opak, Kendeng dan Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS). Sebagai rencana kedepan, hasil relokasi hiposenter ini dapat digunakan untuk penelitian tomografi untuk mencitrakan struktur kecepatan bawah permukaan Jawa bagian Tengah dan Timur.