digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kepulauan Bangka Belitung memiliki potensi sumber daya alam sebagai penghasil timah terbesar di Indonesia. Kota Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi Kepulauan Bangka Belitung terletak di pesisir timur Pulau Bangka. Kota Pangkalpinang memanfaatkan sumber air dari kolong bekas galian tambang timah yang telah lama ditinggalkan, yaitu kolong Kacang Pedang, kolong Pedindang dan Kolong Bacang yang memiliki 2 IPA. Dengan memanfaatkan ketiga kolong tersebut, distribusi air yang belum merata dikhawatirkan akan sangat mempengaruhi suplai air yang semakin berkurang karena pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Sedangkan pemanfaatan sumber air masih mengandalkan ketiga sumber tersebut. Maksud dan tujuan penelitian ini yaitu melakukan optimasi dan mengidentifikasi penggunaan air baku saat ini dan untuk masa yang akan datang. Untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Pangkalpinang, metode optimasi menggunakan program linier diharapkan mampu memberikan output hasil analisis untuk mengetahui efektifitas penggunaan serta pemerataan distribusi air kolong sebagai sumber air baku masa periode 2018 – 2037. Hasil optimasi pada ketiga kolong, yaitu kolong Kacang Pedang, kolong Pedindang dan kolong Bacang tidak memenuhi 100 % kebutuhan 110 liter/jiwa/hari. Untuk pemerataan distribusi air 100% sampai tahun 2037, IPA Pedindang mampu menyuplai air 51,6 liter/jiwa/hari dan IPA Bacang 7,4 liter/jiwa/hari. Pemerataan distribusi air 100% Kota Pangkalpinang harus memanfaatkan potensi sumber daya air yang lain, seperti kolong Keramba dengan luas 4,8 ha, kolong Kepuh 1,9 ha, kolong Sinar Bulan 3,4 ha, kolong Akit 3,2 ha dan kolong Spritus 3 ha. Serta pemanfaatan dari sungai selindung yang sangat berpotensi untuk membantu pemenuhan kebutuhan air khususnya pada wilayah kecamatan Gerunggang dan Gabek. Agar pemenuhan kebutuhan yang merata sesuai ketentuan dan berkelanjutan bagi masyarakat kota Pangkalpinang.