Kepulauan Bangka Belitung memiliki potensi sumber daya alam sebagai penghasil
timah terbesar di Indonesia. Kota Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi
Kepulauan Bangka Belitung terletak di pesisir timur Pulau Bangka. Kota
Pangkalpinang memanfaatkan sumber air dari kolong bekas galian tambang timah
yang telah lama ditinggalkan, yaitu kolong Kacang Pedang, kolong Pedindang dan
Kolong Bacang yang memiliki 2 IPA. Dengan memanfaatkan ketiga kolong
tersebut, distribusi air yang belum merata dikhawatirkan akan sangat
mempengaruhi suplai air yang semakin berkurang karena pertumbuhan penduduk
yang terus meningkat setiap tahunnya. Sedangkan pemanfaatan sumber air masih
mengandalkan ketiga sumber tersebut. Maksud dan tujuan penelitian ini yaitu
melakukan optimasi dan mengidentifikasi penggunaan air baku saat ini dan untuk
masa yang akan datang.
Untuk memenuhi kebutuhan air di Kota Pangkalpinang, metode optimasi
menggunakan program linier diharapkan mampu memberikan output hasil analisis
untuk mengetahui efektifitas penggunaan serta pemerataan distribusi air kolong
sebagai sumber air baku masa periode 2018 – 2037.
Hasil optimasi pada ketiga kolong, yaitu kolong Kacang Pedang, kolong Pedindang
dan kolong Bacang tidak memenuhi 100 % kebutuhan 110 liter/jiwa/hari. Untuk
pemerataan distribusi air 100% sampai tahun 2037, IPA Pedindang mampu
menyuplai air 51,6 liter/jiwa/hari dan IPA Bacang 7,4 liter/jiwa/hari. Pemerataan
distribusi air 100% Kota Pangkalpinang harus memanfaatkan potensi sumber daya
air yang lain, seperti kolong Keramba dengan luas 4,8 ha, kolong Kepuh 1,9 ha,
kolong Sinar Bulan 3,4 ha, kolong Akit 3,2 ha dan kolong Spritus 3 ha. Serta
pemanfaatan dari sungai selindung yang sangat berpotensi untuk membantu
pemenuhan kebutuhan air khususnya pada wilayah kecamatan Gerunggang dan
Gabek. Agar pemenuhan kebutuhan yang merata sesuai ketentuan dan
berkelanjutan bagi masyarakat kota Pangkalpinang.