digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2019_TA_PP_ALIF_RAHMAN_FAKHRI_SISWOYO_1-COVER.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ALIF_RAHMAN_FAKHRI_SISWOYO_1-BAB1.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ALIF_RAHMAN_FAKHRI_SISWOYO_1-BAB2.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ALIF_RAHMAN_FAKHRI_SISWOYO_1-BAB3.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ALIF_RAHMAN_FAKHRI_SISWOYO_1-BAB4.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ALIF_RAHMAN_FAKHRI_SISWOYO_1-BAB5.pdf
Terbatas  
» Gedung UPT Perpustakaan


Indonesia merupakan busur kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng, yaitu lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik. Interaksi ketiga lempeng tersebut berperan dalam pembentukan gunungapi di Indonesia. Subduksi antar lempeng juga menghasilkan peleburan kerak bumi menjadi magma. Magma mengalami diferensiasi pada saat bergerak ke permukaan, proses tersebut membentuk kantong-kantong dapur magma dan berperan dalam pembentukan gunungapi. Dimensi dapur magma dapat mempengaruhi kekuatan letusan suatu gunungapi. Geometri dapur magma dapat dimodelkan dan dapat dijadikan sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut dalam mitigasi bencana. Metode yang digunakan untuk memodelkan geometri dapur magma pada penelitian ini yaitu metode gayaberat. Metode gayaberat merupakan salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui gambaran bawah permukaan. Variasi medan gravitasi yang diukur dapat diinterpretasikan untuk menentukan geometri dan densitas penyebab variasi medan gravitasi. Kontras densitas menjadi parameter keberadaan anomali medan gravitasi yang diakibatkan oleh kehadiran fluida, termasuk salah satunya adalah kehadiran magma. Gunungapi yang menjadi objek penelitian yaitu Gunung Agung dan Gunung Batur. Model dibuat dari Peta Anomali Bouguer Lengkap Cetak Lembar Bali yang telah tersedia, dilakukan digitasi kemudian dilakukan pemisahan anomali regional dan residual. Pemodelan dilakukan dengan menggunakan data anomali residual dengan memperhatikan data topografi, geologi, maupun data geofisika lain yang tersedia. Model yang dihasilkan menunjukkan bahwa kantong magma Gunung Agung terletak pada kedalaman sekitar 3000 meter hingga lebih dari 5000 meter dari permukaan laut. Sedangkan kantong magma Gunung Batur terletak pada kedalaman 2500 meter sampai 4000 meter dari permukaan laut. Pemodelan kantong magma Gunung Agung yang terhitung memiliki dimensi lebih besar dibandingkan dengan kantong magma Gunung Batur.