digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_FEBRIAN_DWI_LESMONO_1-ABSTRAK.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Unit Pembangkitan (UP) Suralaya merupakan salah satu PLTU yang dikelola oleh PT Indonesia Power dengan total unit yang dikelola sebanyak delapan unit eksisting yang mampu menghasilkan suplai listrik total sebesar 3.400 MW atau sekitar 46,51% dari produksi listrik sistem Jawa-Bali. Proses produksi listrik dilakukan dengan memanaskan air pada steam generator menggunakan bahan bakar utama berupa batubara. Hasil samping dari proses pembakaran batubara berupa partikulat dan emisi gas, contohnya adalah SO2. Gas SO2 ini perlu dikendalikan agar tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan. Pada unit IV PLTU Suralaya. dengan konsumsi batubara sebesar 201.423,23 kg/jam dan dengan kandungan sulfur pada batbara adalah 0,53%, konsentrasi gas SO2 yang dihasilkan adalah sebesar 1.738,208 mg/Nm3. Jumlah ini melebihi baku mutu yang dipersyaratkan oleh KLHK yang tercantum pada Permen LH Nomor 21 Tahun 2008, yakni sebesar 750 mg/Nm3. Oleh karena itu, akan dirancang sistem pengendalian pencemaran udara untuk SO2 berupa wet flue gas desulfurization dengan tipe lime scrubbing menggunakan scrubber berjenis packed tower. Unit scrubber berjenis packed tower hasil perancangan memiliki efisiensi penyisihan SO2 sebesar 95% dengan diameter sebesar 15 meter dan tinggi total sebesar 24,15 meter. Sistem lime scrubbing wet flue gas desulfurization ini akan menghasilkan lumpur berupa gipsum (CaSO4ยท2H2O). Lumpur ini akan diolah dengan menggunakan unit thickener dan horizontal belt filter press sehingga lumpur gipsum yang telah dikurangi kandungan airnya dapat dijual sehingga menghasilkan nilai ekonomis.