digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_RAFIDA_MUSTIKA_WULANDARI_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

2019_TA_PP_RAFIDA_MUSTIKA_WULANDARI_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_RAFIDA_MUSTIKA_WULANDARI_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_RAFIDA_MUSTIKA_WULANDARI_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_RAFIDA_MUSTIKA_WULANDARI_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_RAFIDA_MUSTIKA_WULANDARI_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Besarnya jumlah limbah slag baja yang dihasilkan mendorong industri besi dan baja untuk melakukan pemanfaatan terhadap limbah tersebut. Di Indonesia, slag baja tergolong ke dalam kategori limbah B3 sehingga pemanfaatan slag baja harus mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.02/2008 yang mewajibkan bentuk pemanfaatan memenuhi persyaratan teknis dan aman bagi lingkungan hidup. Salah satu bentuk pemanfaatan langsung dari slag baja dalam bidang sipil dan geoteknik adalah dengan menjadikannya sebagai material konstruksi timbunan di atas tanah tanpa melalui proses solidifikasi. Slag baja mengandung logam berat sebagai salah satu sumber pencemar utama. Tidak adanya proses solidifikasi memungkinkan tingginya mobilitas logam berat dari slag baja yang terlepas ke lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan analisis karakteristik dan keterlindian logam berat dari slag baja sebelum dilakukannya pemanfaatan sebagai bahan konstruksi timbunan. Analisis karakteristik mencakup karakteristik fisik dan kimia. Analisis keterlindian logam berat dilakukan dengan metode TCLP standar, multiple-TCLP, dan uji pelindian dinamis dengan simulasi air hujan. Penelitian ini menggunakan empat buah sampel slag berjenis electric-arcfurnace dengan ukuran partikel yang berbeda setiap sampel. Berbagai karakteristik slag baja dapat mempengaruhi keterlindian logam berat yang terjadi. Slag baja mengandung Ba, Cd, Cr, dan Hg sebagai logam berat utama yang harus diperhatikan dengan konsentrasi berturut – turut 501 - 555,5 mg/kg; 9,25 - 16,25 mg/kg; 814 – 1711 mg/kg; dan 4,25 – 8,25 mg/kg. Uji TCLP standar menunjukkan slag baja tidak memiliki karakteristik toksik berdasarkan konsentrasi logam berat pada lindi yang terbentuk. Persentase konsentrasi Ba, Cd, Cr, dan Hg yang terlindikan melaui tiga tahap uji multiple-TCLP berturut-turut adalah sebesar 6,58 - 45,33 %; 3,11 – 17,96%; 0,01 – 8,26%; dan 7,52 – 20,31%. Secara umum, konsentrasi logam berat menurun dalam lindi yang terbentuk pada setiap tahap uji multiple-TCLP. Persentase konsentrasi Ba, Cd, Cr, dan Hg yang terluruh setelah enam hari pengujian pelindian dinamis berturut – turut adalah sebesar 1,99 – 8,91 %; 4,29 - 13,12%; 0,28 – 0,48 %; dan 4,89 – 16,91 %. Kecilnya konsentrasi logam yang terlindikan menunjukkan tingginya kestabilan logam tersebut dalam slag baja. Secara visual, pola keterlindian keempat logam tersebut selama enam hari uji pelindian dinamis umumnya cenderung mengikuti persamaan regresi logaritmik. Konsentrasi logam yang terlindikan pada uji TCLP standar, uji multiple-TCLP, dan uji pelindian dinamis memenuhi baku mutu TCLP menurut PP 19/1999 jo. PP 85/1999.