digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_ANINDYA_DWI_WULANDARI_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

2019_TA_PP_ANINDYA_DWI_WULANDARI_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ANINDYA_DWI_WULANDARI_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ANINDYA_DWI_WULANDARI_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ANINDYA_DWI_WULANDARI_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ANINDYA_DWI_WULANDARI_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ANINDYA_DWI_WULANDARI_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_ANINDYA_DWI_WULANDARI_1-BAB_7.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Sebagai upaya pengembangan ITB menjadi kampus berwawasan lingkungan, perlu diadakan praktik berkelanjutan yang nyata. Salah satu contoh penerapan yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan air hujan sebagai alternatif sumber air bersih agar dapat mengkonservasi air dan juga berpotensi menghemat biaya tagihan air. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rencana induk pemanenan air hujan di ITB Ganesha agar dapat mereduksi jumlah pemakaian air bersih dan biaya tagihan air. Dua sistem utama pada sistem pemanenan air hujan ini yaitu Rooftop Rainwater Harvesting pada gedung dengan luas lebih dari 1.000 m2 dan memiliki lebih dari tiga lantai dan Ground Rainwater Harvesting yang menangkap air hujan yang mengalir menuju hilir drainase. Kedua sistem direncanakan untuk dapat menyediakan air bersih untuk mandi, mencuci, dan toilet flushing. Untuk itu dilakukan karakterisasi air hujan pada sampel dari delapan titik di sekitar kampus. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan baku mutu air bersih pada Permenkes No. 416/1990. Sedangkan kuantitas air hujan diketahui dengan menentukan debit limpasan air hujan yang dapat ditangkap. Berdasarkan analisis laboratorium, didapatkan parameter yang melebihi baku mutu air bersih adalah kekeruhan, bau, besi, mangan, zat organik dan total koliform. Pengolahan yang dapat dilakukan untuk menyisihkan parameter tersebut adalah saringan pasir cepat. Secara teknis, saringan pasir cepat mudah dioperasikan dan dirawat serta hemat lahan. Berdasarkan perhitungan, total debit air hujan yang dapat ditangkap dari kedua sistem mencapai 11.479,66 m3/bulan. Sehingga reduksi pemakaian air yang dapat terjadi adalah sebesar 31,52% dari kebutuhan air bersih keseluruhan ITB Ganesha. Pemanenan air hujan dapat menghemat sebesar Rp59.228.839,78 per bulan berdasarkan perbandingan nilai ekivalensi tahunan dari estimasi biaya yang dikeluarkan.