digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Temperatur menjadi salah satu parameter penting yang perlu diketahui dalam pengembangan lapangan panas bumi. Berbagai metode telah banyak dilakukan untuk estimasi temperatur bawah permukaan agar didapatkan zona yang prospek untuk dikembangkan. Adanya dependensi dari kecepatan dan atenuasi gelombang seismik terhadap temperatur berdasarkan berbagai riset memungkinkan dikembangkannya metode estimasi temperatur dengan memanfaatkan hasil inversi kecepatan dan atenuasi yang dihasilkan dari data mikroseismik. Lapangan panas bumi Wayang Windu dipilih menjadi lokasi penelitian karena ketersediaan data yang dibutuhkan berupa hasil inversi kecepatan dan atenuasi serta data temperatur sumur. Estimasi dilakukan dengan menggunakan empat persamaan yang berbeda, yaitu persamaan dari Kampfmann dan Berckhemer, Sato, Artemieva dan Karato. Hasil perhitungan dengan persamaan-persamaan tersebut menghasilkan nilai temperatur yang over estimate sehingga belum bisa digunakan untuk estimasi temperatur yang valid untuk lapangan panas bumi. Metode analisis regresi kemudian dilakukan menggunakan data Vp, Vs, Qp, Qs dan temperatur sumur. Pola sebaran data yang terlebih dahulu dianalisis menunjukkan adanya dua klaster dengan korelasi yang berbeda. Nilai regresi tertinggi pada klaster 1 didapatkan dari kombinasi regresi Qp dan Qs terhadap temperatur dan klaster 2 berdasarkan kombinasi Qp dan Vp terhadap temperatur. Estimasi temperatur yang dihasilkan dengan persamaan regresi memiliki kesesuaian yang paling baik dengan temperatur sumur dan juga memperlihatkan kecocokan pola dengan model isotermal dibanding hasil dari persamaan lainnya, sehingga model temperatur dari metode ini dianggap paling representatif untuk digunakan. Berdasarkan model temperatur tersebut, diindikasi adanya dua pola temperatur yang terbentuk pada utara dan selatan lapangan dengan batas pada Horst Bedil. Terindikasi pula adanya water influx di sekitar sumur WWT dan WWD pada zona tengah lapangan dan di sekitar sumur MBA di utara lapangan sementara zona upflow hanya terindikasi di sekitar sumur MBB dan MBD.