Udang merupakan satu-satunya komoditas perikanan yang termasuk dalam 10 besar komoditas ekspor utama Indonesia. Produksi udang Indonesia tahun 2014 mencapai 623000 ton dengan produksi didominasi dari jenis udang putih (Litopenaeus vannamei Boone). Produksi udang tersebut tidak menjamin keberlangsungan industrinya karena masih terkendala akibat sistem pemeliharaan konvensional yang bersifat tidak bisa terprediksi, serta ketergantungan akan sumber air bersih, lahan, dan buangannya dapat mencemari pesisir di sekitar area budidaya. Pengaplikasian Sistem zero water discharge (ZWD) pada urban aquaculture udang dapat menjadi alternatif pemecahan masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan produksi udang putih dengan sistem ZWD di daerah urban.
Penelitian ini dibagi ke dalam enam tahap yaitu: (1) Instalasi sistem ZWD dan aklimatisasi benur udang putih, (2) Pembesaran udang putih dengan sistem ZWD di air bersalinitas 5 ppt pada tiga padat tebar berbeda (200 ind/m3, 300 ind/m3, dan 400 ind/m3) di kolam 20 m3, (3) Analisis kelayakan biologi meliputi performa produksi dan kualitas air budidaya, (4) Analisis kelayakan teknis produksi (5) Pengembangan alur produksi untuk ketiga perlakuan padat tebar berdasarkan skala produksi 1000 kg udang/siklus, dan (6) Analisis kelayakan finansial.
Berdasarkan performa produksi diketahui bahwa perlakuan terbaik berada pada padat tebar 400 ind/m3 dengan nilai survival rate, feed conversion ratio, specific growth rate secara berurutan 70.59+6.15%, 1.14+0.14, 4.40+0.25 %BW/hari, dan total biomassa/kolam tertinggi sebesar 44.13+4.44 kg. Berdasarkan kualitas air budidaya, perlakuan padat tebar 200 ind/m3 menghasilkan kualitas air terbaik dengan rentang pH 7.61-8.27, DO 4.9-8.5 mg/L, suhu 29.3-30.1oC, konsentrasi NH4+ 0-0.5 mg/L, NO2- 0-5.0 mg/L, dan NO3- 5.0 -30.0 mg/L, kemudian diikuti
iv
oleh perlakuan padat tebar 300 ind/m3, lalu padat tebar 200 ind/m3. Berdasarkan kelayakan teknis, pengaplikasian sistem ZWD layak diaplikasikan di daerah sekitar pantai utara, Provinsi Jawa Timur, dengan pertimbangan kemudahan pengambilan air laut, kesesuaian kondisi biofisik dan topografi lahan, dekat dengan pasar dan supplier bahan baku. Operasional produksi udang putih dibagi ke dalam enam unit yang terdiri dari unit unit pembelian dan inventarisasi bahan, unit pengolahan air dan limbah, unit pemeliharaan udang, unit pemanenan, unit pembukuan transaksi dan pengarsipan, serta unit pemasaran dan distribusi. Produksi 1000 kg udang dengan sistem ZWD pada ketiga perlakuan padat tebar membutuhkan waktu 86 hari dengan SDM sebanyak 2-3 orang dan luas tempat produksi sebesar 1000-1250 m2. Berdasarkan analisis kelayakan finansial, hanya perlakuan padat tebar 300 ind/m3 dan 400 ind/m3 yang layak secara finansial karena memiliki nilai NPV positif sebesar Rp 47,593,537 dan Rp 69,439,955, serta nilai IRR yang lebih besar dari nilai diskonto sebesar 13.40% dan 15.49%. Berdasarkan analisis kelayakan biologi, teknis dan finansial yang dilakukan, pembesaran udang putih dengan sistem ZWD layak untuk diaplikasikan pada urban aquaculture terutama perlakuan dengan padat tebar 400 ind/m3 dan 300 ind/m3 layak dilakukan di daerah pantai utara Jawa Timur, seperti Gresik.