Model fuzzy dikembangkan untuk mengatasi perilaku lalu lintas dalam menentukan waktu sinyal di persimpangan. Arus lalu lintas diatur menggunakan sinyal lalu lintas. Terbatas pada sistem waktu tetap dan sinyal terisolasi, simulasi dan studi kasus ini menunjukkan bahwa metode yang diusulkan menawarkan manfaat dalam hal kinerja yang lebih baik, daripada metode konvensional.
Model fuzzy yang diusulkan melibatkan data fuzzifikasi, mesin inferensi fuzzy, dan hasil akhir defuzzifikasi dari mesin inferensi. Salah satu manfaat utama dari model fuzzy, adalah bahwa model dapat melibatkan parameter linguistik, serta kuantitatif, itu adalah salah satu karakter khas model fuzzy bahwa sistem ini boleh melibatkan ketidakpastian, ambiguitas yang berasal dari bahasa manusia.
Model yang diusulkan diuji terhadap data nyata yang berasal dari akuisisi data beberapa sampel persimpangan di Bandung, selama periode Mei-Juni 2017. Analisis terhadap metode yang diusulkan menunjukkan rata-rata 55% perpanjangan waktu hijau di atas kondisi yang ada (existing).
Peningkatan kinerja simpang ditunjukkan dengan berkurangnya panjang antrian kendaraan, dan peningkatan kapasitas simpang, Oleh karena itu metode yang diusulkan menawarkan kontribusi untuk pengaturan sinyal lalu lintas yang lebih baik pada persimpangan yang terisolasi. Pendekatan serupa dapat dikembangkan lebih lanjut untuk jenis sinyal lalu lintas lainnya.