digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2012_TS_PP_YELLIANTTY_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Pada serum pasien kanker ovarium ditemukan kadar lysophosphatidylinositol (LPI) yang lebih tinggi dibandingkan perempuan dengan ovarium sehat. Sampai saat ini peranan LPI dalam perkembangan kanker ovarium belum diketahui dengan jelas. G-protein coupled receptors 55 (GPR55) merupakan salah satu reseptor yang dapat berikatan dengan LPI. Jalur persinyalan yang diinduksi LPI melalui GPR55 bergantung pada tipe sel yang diinduksinya. Salah satu jalur persinyalan yang diinduksi LPI-GPR55 diketahui melibatkan aktivasi ERK1/2 yang mengarah pada proliferasi sel. Ovarium ataupun kanker ovarium dapat memproduksi dan menjadi sumber utama 17?-estradiol. Penelitian sebelumnya menunjukkan 17?-estradiol dapat memicu ekspresi gen GPR55 pada lini sel kanker ovarium SKOV-3. Hal tersebut memunculkan dugaan adanya keterkaitan antara LPI, 17?-estradiol dan GPR55 dalam perkembangan kanker ovarium. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh LPI dan 17?-estradiol terhadap ekspresi GPR55, jalur persinyalan yang teraktivasi, dan keterlibatannya dalam proliferasi kanker ovarium. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh LPI dan 17?-estradiol terhadap eskpresi GPR55, ERK1/2, pERK1/2 dan proliferasi lini sel kanker ovarium. Lini sel yang digunakan adalah lini sel kanker ovarium SKOV-3 yang diberi perlakuan dengan LPI dan 17?-estradiol. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terhadap ekspresi protein GPR55, ERK1/2, pERK1/2 dan tingkat proliferasi sel yang dinilai berdasarkan ekspresi proliferating cell nuclear antigen (PCNA) pada lini sel kanker ovarium SKOV-3. Analisis ekspresi protein dilakukan dengan menggunakan metoda Western Blotting. Sebagai kontrol internal, digunakan ?-actin. Hasil Western Blotting kemudian dianalisis menggunakan piranti lunak SCION-IMAGE. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi GPR55 paling tinggi ditemukan pada kelompok sel SKOV-3 yang diberi perlakuan 17?-estradiol. Namun, ekspresi 4 GPR55 pada kelompok sel SKOV-3 yang tidak diberi perlakuan lebih tinggi dibandingkan kelompok sel yang diberi perlakuan LPI. Hal tersebut menunjukkan bahwa 17?-estradiol dapat memicu peningkatan ekspresi GPR55, sedangkan LPI berpengaruh sebaliknya. Pemberian LPI menunjukkan kecenderungan penekanan ekspresi GPR55. Ekspresi ERK1/2 dan pERK1/2 secara berurutan paling tinggi ditemukan pada kelompok sel yang diberi perlakuan LPI dan 17?-estradiol, LPI, 17?-estradiol, dan paling rendah ditemukan pada kelompok sel yang tidak diberi perlakuan apapun. Ekspresi ERK1/2 dan pERK1/2 tersebut membuktikan bahwa LPI dapat mengaktivasi ERK1/2 pada lini sel kanker ovarium SKOV-3. Selain itu, data tersebut juga menunjukkan adanya kerja yang sinergis antara LPI dan 17?-estradiol dalam mengaktivasi ERK1/2 pada sel SKOV-3. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan tingkat proliferasi pada setiap kelompok perlakuan yang dinilai berdasarkan ekspresi PCNA. Ekspresi PCNA paling tinggi terlihat pada kelompok perlakuan LPI dan 17?-estradiol. Ekspresi PCNA pada kelompok perlakuan LPI lebih rendah dibandingkan kelompok 17?-estradiol, sedangkan kelompok sel SKOV-3 yang tidak diberi perlakuan menunjukkan ekspresi PCNA terendah dibandingkan kelompok sel lainnya. Hasil tersebut membuktikan bahwa LPI dan 17?-estradiol dapat menginduksi proliferasi sel kanker ovarium SKOV-3. Selain itu, terlihat bahwa 17?-estradiol lebih kuat menginduksi proliferasi dibandingkan LPI. Keberadaan GPR55 pada kelompok sel yang diberi LPI lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Data menunjukkan bahwa LPI tidak menginduksi balik ekspresi GPR55 dan penurunan ekspresi GPR55 pada kelompok perlakuan LPI kemungkinan disebabkan oleh mekanisme desensitisasi, yaitu GPR55 dapat mengalami degradasi setelah berikatan dengan LPI. LPI-GPR55 pada lini sel kanker SKOV-3 dapat mengaktivasi ERK1/2 yang mengarah pada proliferasi. Namun, aktivasi ERK1/2 oleh LPI yang lebih tinggi dibandingkan dengan 17?-estradiol tidak disertai dengan tingkat proliferasi yang juga lebih tinggi. Hal ini dapat terjadi karena transduksi sinyal lanjutan setelah ERK1/2 pada jalur persinyalan LPI-GPR55 tidak hanya mengarah pada proliferasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa LPI tidak mempengaruhi ekspresi GPR55. Sebaliknya, 17?-estradiol dapat meningkatkan ekspresi GPR55 pada lini sel kanker ovarium SKOV-3. LPI-GPR55 dan 17?-estradiol dapat menginduksi peningkatan proliferasi sel kanker ovarium melalui jalur persinyalan yang melibatkan aktivasi ERK1/2.