digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2010_TS_PP_LUCIANA_DJAYA_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Clavibacter michiganensis subsp. sepedonicus (Cms), penyebab penyakit busuk cincin bakteri pada tanaman kentang, termasuk Organisme Pengganggu Tanaman Karantina A1 yang dicegah masuknya ke dan tersebarnya di wilayah Indonesia. Penyebaran Cms terjadi melalui umbi yang terinfeksi. Umbi benih kentang yang ditanam di Indonesia diimpor dari Eropa, di mana penyakit ini sudah mewabah, sehingga ada peluang untuk Cms masuk ke Indonesia. Sebagai antisipasi bila ternyata bakteri ini terdeteksi pada pertanaman kentang di Indonesia, maka perlu dipersiapkan cara pengelolaannya. Penggunaan mikroba antagonis dalam pengendalian hayati patogen tanaman, sangat dianjurkan. Cara ini, sebagai salah satu komponen dalam pengendalian hama terpadu, bermanfaat untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan bahan kimia sintetik Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keberadaan Cms di pertanaman kentang di Jawa Barat, dan untuk mengevaluasi bakteri antagonisnya. Pada penelitian ini, dilakukan survey ke beberapa kebun dan gudang kentang di Garut, Lembang, dan Pangalengan untuk mendeteksi keberadaan bakteri Cms, dengan mengamati dan mengumpulkan sampel umbi dan batang kentang dengan gejala penyakit. Sampel umbi kentang dibelah dan diamati cincin vaskularnya. Dari umbi yang bergejala penyakit dilakukan isolasi bakteri pada medium agar nutrisi dan NCP-88, lalu dimurnikan dan diuji dengan reaksi Gram. Isolat Gram positif selanjutnya diuji secara serologi menggunakan Elisa kit khusus Cms (Agdia). Hasil pengumpulan umbi kentang dengan gejala busuk cincin bakteri didapat sebanyak 151 umbi (32,5%) dari 465 umbi yang didapat dari tanaman dengan gejala layu dan hasil sortasi dari gudang yang dianggap busuk. Isolasi bakteri dilakukan dari beberapa umbi kentang dengan gejala khas; didapat 337 isolat bakteri, 128 isolat diantaranya Gram positif. Berdasarkan karakteristik koloni pada agar nutrisi, yang memiliki kesamaan dengan Cms selanjutnya diuji Elisa. Uji Elisa juga dilakukan pada sap umbi kentang dengan gejala busuk cincin dan pangkal batang kentang dengan gejala layu. Terdapat 28 isolat (8,3%) dan 6 sap yang positif. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa bakteri Cms, penyebab penyakit busuk cincin bakteri, telah terdeteksi di Jawa Barat. Pada eksplorasi untuk mendapatkan bakteri yang antagonistik terhadap Cms dilakukan isolasi dari tanah rhizosfer kentang dan dari umbi kentang. Didapat 6 isolat (7,9%) dari 76 isolat bakteri rhizosfer dan satu isolat dari umbi kentang yang menyebabkan adanya zona inhibisi terhadap biakan Cms pada media agar nutrisi. Untuk menguji apakah isolat antagonis tsb tidak patogenik terhadap tanaman kentang, dilakukan inokulasi pada umbi kentang. Ketujuh isolat tsb. tidak menyebabkan busuknya umbi kentang. Selanjutnya isolat-isolat tsb dikoleksi untuk penjajagan lebih lanjut mengenai penggunaannya sebagai agen pengendali hayati penyakit busuk cincin bakteri pada kentang.