digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan populasi memengaruhi tuntutan ekonomi masyarakat dan mendorong adanya konversi lahan untuk menambah area agrikultur. Kawasan Situ Ciseupan merupakan lahan yang awalnya berupa hutan dan saat ini sebagian telah dikonversi menjadi lahan budidaya pertanian. Konversi lahan dapat memengaruhi struktur komposisi vegetasi yang ada dalam suatu kawasan. Oleh sebab itu, perlu adanya informasi mengenai komposisi vegetasi pada kawasan Situ Ciseupan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk merancang sistem agroforestri yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan komposisi vegetasi pada tipe penggunaan lahan berbeda dan mengidentifikasi potensi spesies invasif. Penelitian dilakukan dengan analisis vegetasi terhadap pohon, tiang, pancang, perdu, semai, herba dan perambat pada dua tipe penggunaan lahan yaitu lahan budidaya dan tegakan hutan. Plot sampel terdiri dari 28 plot berukuran 20x20 m2 (untuk pohon) dan di dalamnya berisi 1 plot berukuran 10x10 m2 (untuk tiang). Pada setiap plot 10x10 m2 terdapat 4 plot berukuran 5x5 m2 (untuk pancang, perdu dan perambat). Pada setiap plot 5x5 m2 terdapat 4 plot berukuran 1x1 m2 (untuk semai dan herba). Pada penelitian ini ditemukan 21 spesies pohon, 10 spesies perdu, 2 spesies perambat, dan 63 spesies herba. Spesies yang tumbuh pada kawasan tersebut terdiri dari 34 spesies yang ditanam masyarakat dan 62 spesies yang tumbuh secara alami. Lahan budidaya dan tegakan hutan memiliki indeks kesamaan komposisi vegetasi yang tinggi (IS 0,76). Beberapa spesies yang ditemukan merupakan spesies invasif seperti Ageratum conyzoides, Chromolaena odorata, dan Eupatorium riparium.