digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_TITO_SULISTIYO_ADIKUSUMO_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

2019_TA_PP_TITO_SULISTIYO_ADIKUSUMO_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_TITO_SULISTIYO_ADIKUSUMO_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_TITO_SULISTIYO_ADIKUSUMO_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_TITO_SULISTIYO_ADIKUSUMO_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_TITO_SULISTIYO_ADIKUSUMO_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Tingginya persentase masyarakat Indonesia yang belum terlayani penyediaan air bersih layak konsumsi melalui Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), merupakan suatu tantangan untuk diselesaikan oleh ahli-ahli teknik lingkungan. Instalasi pengolah air bersih modular yang membutuhkan investasi dan waktu persiapan yang jauh lebih sedikit dibandingkan instalasi konvensional yang umumnya digunakan oleh PDAM, merupakan salah satu jawaban tantangan tersebut. Salah satu masalah dalam perancangan instalasi pengolah air bersih modular adalah perancangan sedimentator karena umumnya unit tersebut membutuhkan ruang sangat besar untuk memenuhi kriteria desain. Untuk mengatasi hal tersebut penelitian ini memberikan inovasi, yaitu digunakannya plate settler berbelok pada sedimentator. Dengan digunakannya plate settler berbelok, jumlah plate yang dapat ditempatkan pada sedimentator tentunya akan lebih banyak dibandingkan plate biasa sehingga masalah keterbatasan ruang dapat terminimalisir. Selanjutnya, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kinerja instalasi pengolah air bersih modular yang menggunakan plate settler berbelok pada sedimentator dengan debit maksimum 20 lpm dalam menyisihkan kekeruhan, TSS (Total Suspended Solid), besi, zat organik, dan mangan. Untuk menguji kualitas air yang dihasilkan, sampel air keluaran instalasi akan diuji laboratorium sesuai dengan parameter tinjauan yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa instalasi sudah memberikan kinerja yang baik. Hal ini terlihat dari kualitas air keluaran instalasi yang sudah memenuhi baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/2010 untuk parameter yang menjadi tinjauan (pH, kekeruhan, besi, zat organik, dan mangan). Selain itu pada penelitian ini juga dilakukan variasi resirkulasi lumpur dari unit koagulasi untuk mengoptimumkan kinerja alat. Dari uji coba yang dilakukan, didapatkan hasil pada resirkulasi lumpur sejumlah 30% memberikan hasil yang paling optimum.