2019_TA_PP_DELICIA_APRIANNE_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
2019_TA_PP_DELICIA_APRIANNE_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_DELICIA_APRIANNE_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_DELICIA_APRIANNE_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_DELICIA_APRIANNE_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_DELICIA_APRIANNE_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_DELICIA_APRIANNE_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_DELICIA_APRIANNE_1-DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
Kasepuhan Adat Cisitu merupakan salah satu desa yang terdapat kegiatan
Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) dengan memanfaatkan merkuri dalam
proses amalgamasi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakatnya.
Penggunaan merkuri pada kegiatan ekstraksi emas dalam PESK merupakan salah
satu sumber emisi merkuri terbesar yang dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu
pada penelitian ini dilakukan pengukuran dan analisa kandungan merkuri pada
beras, sedimen, dan rambut pada warga di sekitar kegiatan PESK serta analisa
resiko berdasarkan konsumsi beras dan karakterisasi resiko berdasarkan tingkat
paparan pada masyarakat untuk mengetahui hubungan antara kegiatan PESK
dengan pencemaran merkuri pada beras, sedimen, dan akumulasi pada rambut
warga di Kasepuhan Adat Cisitu. Metode pengukuran Hg yang dilakukan adalah
dengan atomic absorption spectrophotometry dengan GF-AAS AA-280 dan CVAAS
MA-2000-Japan. Hasil pengukuran Hg pada beras berada pada rentang 12,5-
1.186 ?g/kg dengan konsentrasi rata-rata pada sampel beras dengan kulit 258
?g/kg±271,77 serta 161,76 ?g/kg±329,78 untuk sampel beras tanpa kulit. Hasil
pengukuran Hg pada sedimen berada pada rentang 2.393,75-106.962,5 ?g/kg
dengan rata-rata 22.076,56 ?g/kg±35.059,85. Hasil pengukuran Hg pada rambut
berada pada rentang 0,49-25,35 mg/kg dengan rata-rata 5,38±4,56 mg/kg.
Berdasarkan baku mutu yang berlaku, terdapat beberapa hasil pengukuran Hg
pada beras yang berada di atas dan di bawah baku mutu sedangkan hasil
pengukuran Hg pada sedimen menunjukkan nilai yang berada dibawah baku mutu
yang berlaku. Analisa resiko kesehatan didasari oleh perkiraan asupan merkuri
harian dari konsumsi beras dan dibandingkan dengan nilai maximum acceptable
daily exposure yang ditetapkan oleh US EPA yaitu sebesar 0,1 ?g/kg BB per hari.
Perkiraan paparan merkuri harian masyarakat Kasepuhan Adat Cisitu sebesar 0,07
?g/kg BB per hari dan masih berada di bawah batas maksimum paparan yang
ditetapkan oleh US EPA. Analisa deskriptif dan epidemiologi pada sampel rambut
menunjukkan adanya asosiasi antara kandungan Hg pada rambut dengan faktor
pekerjaan dan usia. Adanya hubungan antara kegiatan PESK di Kasepuhan Adat
Cisitu dengan pencemaran merkuri pada beras, sedimen, dan akumulasinya pada
rambut warga.