digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2019_TA_PP_NADIYATUR_RAHMATIKAL_WASIAH_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_NADIYATUR_RAHMATIKAL_WASIAH_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_NADIYATUR_RAHMATIKAL_WASIAH_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_NADIYATUR_RAHMATIKAL_WASIAH_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_NADIYATUR_RAHMATIKAL_WASIAH_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Ozon merupakan polutan sekunder yang terbentuk melalui proses fotokimia dengan melibatkan polutan sebagai prekursor dan radiasi matahari. Ozon dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan dan tumbuhan. Berdasarkan penelitian di sejumlah wilayah nilai konsentrasi ozon yang terpantau sering melampui ambang batas. Metode statistik multivariat dapat memprediksi konsentrasi ozon di troposfer sebagai fungsi konsentrasi prekursor dan parameter meteorologi. CH4, CO, NMHC, NO, NO2, THC, SO2, arah dan kecepatan angin, temperatur, radiasi matahari dan kelembaban air dipantau setiap 30 menit dapat digunakan untuk memperkirakan nilai konsentrasi ozon pada t+1. Data yang digunakan merupakan data pemantauan selama 2011- 2012 di Jakarta. Hubungan antara semua variabel dengan ozon ditunjukkan dengan analisa korelasi bivariat. Radiasi matahari dan temperatur menunjukkan hubungan positif, tetapi kelembaban, arah dan kecepatan angin tidak. Temperatur memiliki hubungan positif terbesar terhadap konsentrasi ozon sebesar 0.5125 untuk stasiun Thamrin dan 0.719 untuk stasiun Jagakarsa. Sedangkan CH4, NMHC, NO, NO2, dan THC berhubungan negatif dengan ozon sedangkan SO2 menunjukkan hubungan positif. Multiple linear regression digunakan untuk memodelkan konsentrasi ozon. Nilai adjusted R2 yang dihasilkan 0.4632 dan 0.5388 dengan mempertimbangkan semua parameter pada stasiun Thamrin dan Jagakarsa. Berdasarkan nilai adjusted R2 maka semua prediktor dapat menggambarkan konsentrasi ozon sebesar 46,32% dan 53,88% untuk stasiun Thamrin dan Jagakarsa.