digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018_TS_PP_SUSI_INDRIANI_1-COVER.pdf
Terbatas agus slamet
» ITB

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) berperan sebagai sumber utama penghasil minyak sayur di dunia dengan produksi mencapai sepuluh kali lebih banyak dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak lain yaitu sekitar 8 ton per hektarnya. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah penurunan produksi rata-rata kelapa sawit dunia karena serangan jamur Ganoderma boninense Pat. Jamur ini hidup berkolonisasi dalam jaringan akar kelapa sawit yang menyebabkan pembusukan pada bagian akar dan batang. Penyakit ini dikenal dengan basal stem rot (BSR). Salah satu respon tanaman saat ada serangan patogen baik itu jamur atau bakteri adalah dengan memproduksi senyawa metabolit yang berperan dalam mekanisme pertahanan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil senyawa-senyawa yang muncul pada tanaman kelapa sawit terinfeksi dibandingkan dengan tanaman kelapa sawit sehat. Sampel-sampel batang sawit yang memiliki tingkat infeksi jamur yang berbeda, yaitu sehat, terserang ringan, terserang sedang dan terserang parah yang diidentifikasi berdasarkan perbedaan ciri-ciri fisikal tanaman. Tiap sampel dilakukan preparasi (pemberhentian metabolisme dengan nitrogen cair dan penyimpanan pada -80oC), ekstraksi (menggunakan pelarut metanol dan alat sonikator) dan analisis kandungan senyawa untargeted dengan menggunakan alat gas chromatography mass spectrometry (GCMS). Luaran peak dan nama senyawa hasil GCMS kemudian dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan software MetaboAnalyst. Hasil analisis dari 12 sampel ditemukan 195 peak yang dikelompokan kedalam 18 kelompok. Analisis principal component analysis (PCA) menunjukan bahwa dua Principal component (PC) menjelaskan 32.2% total variasi yang diproses. Hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan keragaman dan konsentrasi jenis metabolit antara tiap tingkatan infeksi terutama antara sampel dengan infeksi parah dan sampel-sampel lain. Perbedaan keragaman terlihat lebih jelas setelah dilakukan analisis partial least square-discriminant analysis (PLS-DA) dengan total variasi 24.5% dari dua komponen utama. Hasil PLS-DA juga mengidentifikasi tiga fitur penting sebagai kandidat biomarker dengan nilai variable importance of projection (VIP) lebih besar dari 1.5. Ketiga fitur tersebut merupakan senyawa asam linolelaidat, asam dodekanoat dan asam hexadekanoat. Konsentrasi senyawa asam linolelaidat ditemukan berbeda pada tiap sampel dengan kondisi infeksi berbeda dengan konsentrasi tertinggi terkandung pada sampel dengan infeksi parah. Hasil tersebut menunjukan bahwa kandidat biomarker yang paling memungkinkan berdasarkan nilai VIP adalah asam linolelaidat. Berdasarkan hasil analisis jalur metabolisme, senyawa asam linolelaidat menunjukan kecocokan dengan senyawa asam linoleat yang berisomer dengan asam linolelaidat. Asam linoleidat memiliki fungsi merangsang apoptosis pada sel, sedangkan isomernya yaitu asam linoleat berfungsi sebagai senyawa antifungal dan antimikrobial pada tanaman penghasil minyak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah profil senyawa-senyawa yang muncul menunjukan adanya perbedaan senyawa-senyawa spesifik yang bertanggung jawab atas respon tanaman terhadap serangan jamur.