2019_TS_PP_LAILY_ROCHMATUL_CHARKY_ABSTRAK.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_LAILY_ROCHMATUL_CHARKY_BAB_1.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_LAILY_ROCHMATUL_CHARKY_BAB_2.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_LAILY_ROCHMATUL_CHARKY_BAB_3.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_LAILY_ROCHMATUL_CHARKY_BAB_4.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_LAILY_ROCHMATUL_CHARKY_BAB_5.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_LAILY_ROCHMATUL_CHARKY_BAB_6.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_LAILY_ROCHMATUL_CHARKY_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Yoninur Almira 2019_TS_PP_LAILY_ROCHMATUL_CHARKY_LAMPIRAN.pdf
PUBLIC Yoninur Almira
Transit-Oriented Development (TOD) merupakan strategi pengembangan kawasan
berbasis transit dengan memperhatikan unsur 5D built environment yang dapat
memberikan pengaruh terhadap perilaku pergerakan. Kota Surabaya merencanakan
penyediaan trem sebagai angkutan massal di jalur utara-selatan bersamaan dengan
rencana pengembangan kawasan berbasis transit (TOD) di beberapa area yaitu
Joyoboyo, Keputran, Tunjungan, dan Jembatan Merah. Tujuan dari perencanaan
tersebut adalah untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan membuat
masyarakat beralih menggunakan angkuta umum. Jika dikaitkan dengan teori
hubungan antara kondisi built environment dan perilaku pergerakan, maka dapat
diduga bahwa kondisi built environment mempengaruhi kecenderungan seseorang
dalam memilih moda. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh kondisi built
environment terhadap pemilihan moda di kawasan perencanaan TOD Kota
Surabaya.
Penelitian ini bersifat kuantitatif yang dilakukan dengan menghitung indeks built
environment di area perencanaan TOD menggunakan ArcGIS 10.3,
mengidentifkasi hubungan antara indeks built environment terhadap pemilihan
moda melalui analisis deskriptif kuantitatif, dan menghitung probabilitas
perpindahan moda berdasarkan kondisi built envitronment melalui kuesioner stated
preference dan analisis binary logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
desain, aksesibilitas, dan jarak menuju titik transit memiliki peran yang cukup
penting dalam mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk menggunakan
angkutan umum baik pada kondisi eksisting maupun kondisi stated preference.
Pada kondisi eksisting, ketiga variabel tersebut berkontribusi terhadap penggunaan
angkutan umum sebesar 24%. Sedangkan pada kondisi stated preference, atribut
jarak menuju titik transit dan aksesibilitas (headway) memiliki koefisien negatif
dengan sensitivitas -0.006 (jarak menuju titik transit) dan -0.122 (headway).
Sedangkan lebar trotoar dan shading (desain) memiliki koefisien positif terhadap
probabilitas pemilihan moda trem dengan koefisien 2.051 (shading) dan 0.24 (lebar
trotoar)