digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_FACHRIL_LUTHFI_ROCHMAN_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

2019_TA_PP_FACHRIL_LUTHFI_ROCHMAN_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FACHRIL_LUTHFI_ROCHMAN_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FACHRIL_LUTHFI_ROCHMAN_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FACHRIL_LUTHFI_ROCHMAN_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FACHRIL_LUTHFI_ROCHMAN_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_FACHRIL_LUTHFI_ROCHMAN_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Sungai Cikapundung merupakan salah satu Sub DAS Citarum yang mengalir di Kota Bandung. Sungai Cikapundung membelah Kota Bandung dari utara hingga ke selatan oleh karena itu Sungai Cikapundung merupakan sungai yang dekat dengan masyarakat. Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Kota Bandung, menyebabkan turunannya kualitas air sungai karena adanya pencemaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status mutu Sungai Cikapundung dan melihat efek dari masuknya limbah ke sungai dengan simulasi Streeter-Phelps. Data parameter kualitas air diperoleh dengan melakukan pengambilan sampel di beberapa lokasi di sepanjang aliran sungai yang telah ditentukan agar bisa dilihat perubahan data berdasarkan lokasi. Sampel diuji sesuai dengan prosedur yang berlaku. Status mutu sungai dilakukan dengan metode STORET dan menggunakan data sekunder dari pengamatan periodik dari dinas PSDA wilayah Sungai Citarum tahun 2007 hingga 2013. Dari metode STORET didapatkan hasil Sungai Cikapundung tidak memenuhi baku mutu air kelas 1 dari hulu hingga hilir sungai. Sungai Cikapundung secara umum mendapat nilai cemar berat, namun pada saat tahun 2007 dan 2009 di titik Maribaya mendapat nilai cemar sedang. Hasil dari uji kualitas air titik yang ditentukan didapatkan kesamaan pola perubahan tingkat penemaran yaitu pencemaran meningkat dari titik 1 sampai titik 7 namun pada bagian tengah aliran pencemaran sempat menurun. Dari segi lokasi, penurunan pencemaran pada bagian tengah aliran terjadi karena aliran mengalir di area yang sepi penduduk. Dari hasil simulasi model DO didapatkan sungai masih dapat mempertahankan kualitas airnya yang disebabkan oleh kemampuan reaerasi yang tinggi, namun untuk titik 6 sampai 7 yang kondisi sungainya tenang dan terdapat banyak penduduk DO menurun secara signifikan. Pada simulasi skenario tidak ada pengolahan limbah DO menunjukkan angka 4,24 mg/l sedangkan saat skenario ada pengolahan limbah DO menunjukkan angka 5,3 mg/l. Selisih DO adalah sebesar 1,06 mg/l.