Batubara adalah salah satu komoditas terkuat yang masih dapat memberikan porsi besar dalam pendapatan nasional. Pada tahun 2017, pemerintah Indonesia menetapkan target produksi batubara nasional sebesar 477,91 Juta Ton, dengan pencapaian aktual sekitar 461 Juta Ton atau 96% dari target. Dalam persaingan industri batubara, peningkatan produksi batu bara tahunan akan mengurangi cadangan batubara nasional. Perusahaan penambangan batubara yang memegang area konsesi akan sedikit meningkatkan produksi batu bara mereka untuk mencapai batas ekonomis pasar batubara, tetapi dengan cara yang sama langkah ini akan mempercepat masa tambang berakhir.
Pada saat jatuhnya harga batubara, perusahaan penambangan batubara cenderung mengoptimalkan produksi batubara dan menjualnya dengan harga pasar (yang lebih rendah), tetapi pada saat yang sama juga memilih area dengan lapisan tanah yang paling sedikit, yang mana metode ini akan mempengaruhi jadwal penambangan dan mengurangi total cadangan batubara perusahaan. Pada akhir tahun 2017, PT Indoraya Coal, Tbk tidak dapat mencapai target produksi batubara tahunan. Kondisi ini membuat perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan karena tingginya kenaikan harga batubara dunia, dan membuat perusahaan tidak dapat meraih peluang untuk mendapatkan lebih banyak pendapatan dan laba.
Menurut laporan tahunan perusahaan pada 2017, alasan utama dari situasi ini adalah terutama oleh volume curah hujan yang tinggi dan juga rendahnya kinerja mitra kerja yang biasanya disebut sebagai kontraktor penambangan batubara inti di masing-masing lokasi operasi tambang. PT Indoraya Coal, Tbk harus menemukan akar penyebab detail dari produksi batubara 2017 tidak dapat mencapai target yang ditetapkan. Penyebab-penyebab tersebut sebaiknya dievaluasi dan digunakan sebagai bahan informasi untuk meningkatkan dan juga menyusun inisiatif perusahaan untuk mencapai target produksi batubara.
Perpustakaan Digital ITB