2019_TA_PP_MAULANA_NUR_ARIF_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
2019_TA_PP_MAULANA_NUR_ARIF_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_MAULANA_NUR_ARIF_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_MAULANA_NUR_ARIF_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_MAULANA_NUR_ARIF_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_MAULANA_NUR_ARIF_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_MAULANA_NUR_ARIF_1-DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi
Proses koagulasi merupakan salah satu proses pengolahan air untuk
menghilangkan materi tersuspensi dan koloid. Salah satu jenis koagulan yang umum
dipakai adalah Al(SO4)3 atau yang biasa disebut tawas. Penggunaan tawas dapat
menimbulkan masalah karena residu anorganik yang dihasilkan bersifat karsinogenik
dan dapat mengganggu lingkungan dan kesehatan serta tidak mudah dibiodegradasi.
Hal inilah yang mendorong pemanfaatan koagulan dari bahan alami seperti kitosan.
Kitosan dapat dihasilkan dari cangkang kerang hijau yang keberadaannya melimpah
di Indonesia. Produksi cangkang kerang hijau berpotensi menjadi limbah karena
belum dirmanfaatkan dengan baik. Salah satu pemanfaatan cangkang kerang hijau
dengan membuat kitosan sebagai koagulan. Tujuan penelitian ini adalah melihat
potensi penggunaan kitosan cangkang kerang hijau sebagai koagulan melalui uji
efisiensi penyisihan parameter utama dalam air sintetis. Dibandingkan juga dengan
tawas dan PAC sebagai koagulan umum dan kitosan dari cangkang kepiting.
Tahapan penelitian meliputi karakterisasi kitosan, preparasi air sintetis sebagai
sampel, uji jartest, dan uji parameter yang meliputi kekeruhan, zat organik, dan besi.
Pada penelitian ini didapat hasil pengukuran FTIR yang menunjukan bahwa kitosan
cangkang kerang hijau memiliki derajat deasetilasi (DD) sebesar 77,80%. Hasil ini
lebih kecil dari pada kitosan cangkang kepiting yang memiliki derajat deasetilasi
(DD) sebesar 87,64%. Ini dapat menyebabkan koagulasi pada kitosan cangkang
kepiting menjadi lebih efektif. Dari jartest, didapatkan bahwa pH optimum kitosan
cangkang kerang hijau adalah pH 7-9 dan untuk kitosan cangkang kepiting adalah
pH 5. Pada penelitian didapatkan dosis optimum kitosan cangkang kerang hijau pada
pH 5, 7, dan 9 adalah 200, 350, dan 250 mg/l serta kitosan cangkang kepiting pada
pH 5, 7, dan 9 yaitu 6, 10, dan 14 mg/l.