digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_NADIYATUL_FITHRIYYAH_1-COVER.pdf
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

2019_TA_PP_NADIYATUL_FITHRIYYAH_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_NADIYATUL_FITHRIYYAH_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_NADIYATUL_FITHRIYYAH_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_NADIYATUL_FITHRIYYAH_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_NADIYATUL_FITHRIYYAH_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_NADIYATUL_FITHRIYYAH_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_NADIYATUL_FITHRIYYAH_1-BAB_7.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Kawasan Olahraga Terpadu Si Jalak Harupat merupakan kawasan yang berada di wilayah Bandung Selatan di Kabupaten Bandung yang meliputi wilayah Kecamatan Katapang dan Kecamatan Kutawaringin. Kawasan ini merupakan kawasan yang strategis karena memiliki perkembangan infrastruktur yang pesat, sehingga akan mengalami peningkatan jumlah penduduk / imigran dan memicu perkembangan ekonomi serta pembangunan daerah. Sistem penyaluran air limbah domestik di kawasan ini direncanakan menggunakan sistem terpusat menggunankan system konvensional. Periode perencanaan akan dilaksanakan selama 20 tahun yang dibagi ke dalam 2 tahap, Tahap I (2017-2027) melayani Kecamatan Katapang (67,36%) dan Kecamatan Kutawaringin (22,84%) serta Tahap II (2027-2037) melayani Kecamatan Katapang (81,21%) dan Kecamatan Kutawaringin (58,04%). Proyeksi jumlah penduduk menggunakan metode eksponensial untuk Kecamatan Katapang dan metode logaritmik untuk Kecamatan Kutawaringin sehingga jumlah penduduk di akhir perencanaan sebesar 437.049 jiwa. Kuantitas air limbah yang dihasilkan mencapai 357,14 L/detik untuk Kecamatan Katapang dan 125,34 untuk Kecamatan Kutawaringin. Penentuan jalur penyaluran air limbah dilakukan dengan membandingkan 3 buah jalur alternatif yang kemudian dipilih dengan menggunakan metode pembobotan. Alternatif jalur yang memiliki bobot paling tinggi dan paling sesuai dengan kondisi eksisting kemudian dipilih untuk diterapkan pada pembangunan sistem penyaluran air buangan di daerah tersebut, lalu ditentukan detail desainnya dimulai dari perhitungan jaringan perpipaan, bangunan pelengkap, spesifikasi teknis, rencana anggaran biaya, dan gambar teknik.