2005_TA_PP_LIZA_SURYA_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2005_TA_PP_LIZA_SURYA_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2005_TA_PP_LIZA_SURYA_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2005_TA_PP_LIZA_SURYA_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2005_TA_PP_LIZA_SURYA_1-BAB_6.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Pupuk memegang peranan penting dalam sektor pertanian dan perkebunan
terutama pada negara agraris seperti Indonesia. Dalam proses produksinya,
industri pupuk di Bontang, Kalimantan Timur menggunakan air sebanyak
457.200 m3/hari untuk tiap pabriknya. Sumber-sumber penghasil air limbah pada
proses produksi adalah shut down pabrik, turn around pabrik dan drain-drain
pompa. Ammonia, BOD dan COD merupakan komponen pencemar utama pada
air limbahnya sehingga air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke lingkungan / badan air penerima. Pengolahan dimaksudkan untuk
mengurangi beban yang diterima oleh badan air penerima mengingat badan air
memiliki kapasitas self purification yang terbatas. Pengembangan terhadap
instalasi pengolahan air limbah eksisting industri pupuk di Bontang, Kalimantan
Timur ini perlu dilakukan karena efektivitas dan kapasitasnya dianggap sudah
tidak sesuai untuk kondisi industri saat ini. Pengembangan instalasi pengolahan
air limbah industri pupuk ini direncanakan memiliki masa layan 5 tahun.
Berdasarkan karakteristik air limbahnya maka alternatif pengembangan instalasi
pengolahan air limbah industri pupuk di Bontang, Kalimantan Timur yang
diajukan adalah pengolahan biologi Nitrifikasi/Denitrifikasi dan kombinasi
Ammonia Stripper-Kolam Aerasi. Alternatif pengembangan yang
direkomendasikan untuk instalasi pengolahan air limbah industri pupuk ini
adalah kombinasi Ammonia Stripper-Kolam Aerasi. Penentuan alternatif ini
berdasarkan pada pertimbangan teknis menggunakan metode Koefisien Penting
Faktor (KPF) dan pertimbangan ekonomi berdasarkan analisis biaya. Unit-unit
yang digunakan pada IPAL ini adalah Tangki Aliran Rata-Rata (TAR), Tangki pH
Adjustment, Ammonia Stripper, Tangki Netralisasi, Tangki Penampung Efluen,
Kolam Aerasi, dan Kolam Pengendap. Total Biaya yang diperlukan untuk
pembangunan instalasi pengolahan air limbah ini adalah sekitar Rp. 13 Milyar.