digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Elvania Andisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Elvania Andisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Elvania Andisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Elvania Andisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Elvania Andisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Elvania Andisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Elvania Andisa
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Perangkat elektronik yang digunakan sehari-hari seperti laptop, TV, dan smartphone dilengkapi dengan lampu LED (light-emitting diode) yang memiliki panjang gelombang cahaya biru (±480 nm). Di malam hari, paparan cahaya biru dapat menyebabkan gangguan fisiologi diantaranya yaitu munculnya gejala stres dan depresi. Depresi dapat diatasi dengan obat antidepresan, namun dapat menimbulkan beberapa efek samping. Oleh karena itu, bahan alami dapat menjadi alternatif pengobatan antidepresan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas Peppermint (Mentha piperita) sebagai antidepresan dalam menurunkan kadar kortisol serum, meningkatkan kadar serotonin dan melatonin otak, menurunkan durasi imobilitas sebagai indikator perilaku stres, serta meningkatkan perilaku aktif pada tikus yang diinduksi fotoperiode cahaya biru. Tikus Wistar jantan berusia 8 minggu sebanyak 75 ekor dibagi menjadi 5 kelompok uji sebagai berikut: (1) FL (fluorescent lamp) + akuades, (2) BL (blue light) + akuades, (3) BL + ekstrak mint 140 mg/kg, (4) BL + ekstrak mint 280 mg/kg, (5) BL + obat antidepresan fluoxetine 14 mg/kg. Kemudian, setiap kelompok dibagi menjadi tiga subkelompok dengan fotoperiode (T=terang; G=gelap), yang berbeda, yaitu 12T:12G, 18T:6G, 24T:0G dimana setiap kelompok akan dipaparkan dengan cahaya selama tujuh hari. Pada hari terakhir perlakuan, dilakukan uji FST (Forced Swimming Test), isolasi otak dan serum. Hasil analisis menunjukkan ekstrak mint dengan dosis 280 mg/kg efektif menurunkan kadar kortisol serum dan meningkatkan kadar neurotransmitter serotonin dan melatonin. Pada uji perilaku, ekstrak mint (280 mg/kg) efektif dalam menurunkan durasi imobilitas sebagai indikator perilaku stres pada semua fotoperiod, meningkatkan perilaku swimming pada tikus yang dipaparkan cahaya biru selama 24 jam, dan meningkatkan perilaku climbing pada tikus yang dipaparkan cahaya biru selama 12 dan 18 jam. Hasil yang diperoleh pada kelompok tikus yang diberi ekstrak mint (280 mg/kg) hampir sama dengan hasil yang diperoleh pada kelompok tikus yang diberi antidepresan fluoxetine (14 mg/kg). Berdasarkan hasil penelitian ini terbukti bahwa cahaya biru merupakan stressor karena dapat menimbulkan beberapa gejala stres yaitu peningkatan kortisol, rendahnya kadar monoamine, dan perilaku stres yang dilihat dari durasi imobilitas yang tinggi. Ekstrak mint dengan dosis 280 mg/kg dapat mengkompensasi stres karena dapat menurunkan kadar kortisol dan durasi imobilitas, meningkatkan kadar monoamine dan perilaku aktif ketika uji Forced Swimming Test. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak Mentha piperita berpotensi menjadi antidepresan.