digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Mikroalga saat ini merupakan salah satu sumber biomass terbaharukan paling potensial untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dunia dikarenakan tingginya kecepatan produksi, terlebih mikroalga dapat mengkonsumsi CO2, dan bersifat inkompetitif terhadap komoditi agrikultural. Terlepas dari potensial tersebut, jika dibandingkan dengan sumber energi terbaharukan berbasis tanaman (minyak kelapa sawit), produksi mikroalga terbatasi oleh tingginya biaya produksi dan pemeliharaan. Selain itu, investasi dan biaya operasional sejauh ini tidak memungkinkan produksi minyak dari mikroalga secara masif. Oleh karena itu, pemanfaatan komponen-komponen mikroalga sangatlah penting. Diantara seluruh konstituen sel mikroalga, protein sebagai persen komposisi tertinggi mencapai 20- 40% dari total biomass merupakan produk yang bernilai tinggi. Protein mikroalga dapat dimanfaatkan sebagai sumber asam amino (bagi pakan ternak, pelengkap makanan), atau dapat pula dimanfaatkan sebagai protein bernilai fungsi (stabilisator dan dalam industri farmasi). Oleh karena itu, fokus dari penelitian ini diarahkan pada pemanfaatan CO2 bertekanan tinggi sebagai asam volatil untuk perolehan protein dari mikroalga. Desmodesmus sp. adalah spesies mikroalga yang digunakan dalam penelitian pemisahan protein melalui pengendapan isoelektrik. Fokus penelitian diarahkan pada pengaruh senyawa-senyawa yang terkandung dalam larutan umpan protein terhadap efisiensi ekstraksi dan terlebih jauh pada pengendapan protein menggunakan CO2 bertekanan tinggi (40bar, 180C). Setelah proses CO2 striming selama 60 menit, sebanyak 29wt% protein (umpan hasil ekstraksi pertama) dapat dipisahkan, sedangkan dari umpan hasil ekstraksi kedua, sebanyak 45wt% protein dapat dipisahkan. Dari analisis studi, dapat disimpulkan bahwa pengkondisian lingkungan (surfaktan Tween-80, bufer posfat, dan NaCl) pada saat ekstraksi protein sangatlah berpengaruh pada proses pemisahan protein dengan menggunakan CO2 bertekanan tinggi. Walaupun penambahan additive dapat meningkatkan hasil ekstraksi, namun dapat mencegah pengendapan protein hingga 11.6–19.8wt%. Dalam proses pemisahan protein dengan CO2 bertekanan tinggi ini, perolehan kembali larutan protein dari endapannya cukup tinggi, yaitu hingga 54-76wt%, dimana RuBisCO adalah produk protein dengan jumlah terbesar. Penelitian ini dapat memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai efek penambahan aditif pada proses pemisahan protein melalui teknik pengendapan isoelektrik menggunakan reaktor CO2 bertekanan tinggi.