Secara administratif, daerah penelitian terletak di daerah Cibungbulang dan sekitarnya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada 6°32’50,27” LS-6°36’43,89” LS dan 106°38’13,16” BT-106°42’1,81” BT atau 9276000–9268800 mU dan 681000-688000 mT. Kajian geowisata baik untuk dilakukan karena daerah penelitian memiliki kondisi geologi, bentang alam, dan nilai sejarah yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk pemetaan geologi yang mencakup geomorfologi, stratigrafi, litologi, struktur geologi, dan sejarah geologi serta pembuatan jalur geowisata yang melalui lokasi-lokasi dengan daya tarik geowisata. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa pengamatan langsung di lapangan yang meliputi morfologi, litologi, dan struktur geologi. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan petrografi, pengamatan mikropaleontologi, dan penentuan stasiun geowisata. Data sekunder berupa peta geologi regional, peta topografi, dan citra satelit. Kedua data tersebut dianalisis sehingga menghasilkan peta geologi dan peta geowisata. Berdasarkan hasil penelitian, daerah penelitian terdiri dari empat satuan geomorfologi yaitu Satuan Bukit Karst, Satuan Perbukitan Volkanik, Satuan Lembah Homoklin, dan Satuan Dataran Aluvial. Satuan batuan di daerah penelitian dibagi menjadi lima satuan batuan tidak resmi yaitu Satuan Batulempung, Satuan Batugamping, Satuan Breksi Piroklastik, Satuan Andesit, dan Satuan Aluvial. Struktur geologi yang terbentuk di daerah penelitian berupa Sesar Normal Mengiri Jatake yang berarah timur laut-barat daya yang memotong Bukit Jatake dan Bukit Kapur sebelah barat. Berdasarkan kajian geowisata, daerah penelitian terdapat empat geotrek yang dibagi berdasarkan jenis wisatanya, yakni Geotrek Susur Bukit Kapur 1, Geotrek Susur Bukit Kapur 2, Geotrek Susur Sejarah Tarumanegara, dan Geotrek Alam Cibungbulang dan Sekitarnya.