Mesin pencacah botol plastik dapat membantu proses daur ulang sampah botol plastik karena sampah dalam bentuk cacahan kecil mempermudah proses pengepakan, pengiriman, dan penyimpanan. Untuk mendapatkan cacahan sampah dalam ukuran yang diinginkan, semua komponen mesin pencacah botol plastik harus berfungsi dengan baik. Kasus yang terjadi pada prototipe mesin pencacah saat diujicoba pertama kali adalah bahwa kopling tetap yang menghubungkan poros gearbox ke poros pisau pencacah mengalami kegagalan. Kegagalan kopling ini menyebabkan mesin langsung berhenti beroperasi. Fokus tugas sarjana ini adalah pada analisis kegagalan kopling. Untuk mencari penyebab kegagalan kopling mesin pencacah botol plastik ini, dilakukan analisis secara mekanika untuk mengetahui besarnya pembebanan yang diterima oleh kopling ini. Hasil analisis dibandingkan dengan kekuatan material. Analisis mekanika dilakukan dengan MEH (metode elemen hingga). Analisis visual berupa tinjauan bidang patahan menyatakan bahwa terjadi fenomena patah getas. Hal ini menyatakan juga bahwa material kopling adalah baja cor. Luaran MEH menyatakan terjadi tegangan yang besar, terutama di alur pasak kopling. Besarnya tegangan maksimum yang terjadi melebihi taksiran kekuatan material hasil uji kekerasan BHN. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa kopling patah karena beban melampaui kekuatan material. Karena material getas, kegagalan yang dimulai dari retak kecil langsung menjalar dengan cepat dan menyebabkan kopling patah. Untuk mencegah kegagalan, kopling perlu diganti dengan material yang lebih kuat dan ulet, atau dimensi kopling diperbesar sehingga
faktor keamanan kopling meningkat. Satu hal yang seharusnya dilakukan juga adalah analisis metalurgi, minimal struktur mikro, untuk melengkapi dan memperkuat investigasi penyebab kegagalan kopling.