digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2015_TS_PP_MONA_ZEVIKA_1-COVER.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2015_TS_PP_MONA_ZEVIKA_1-BAB_1.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2015_TS_PP_MONA_ZEVIKA_1-BAB_2.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2015_TS_PP_MONA_ZEVIKA_1-BAB_3.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2015_TS_PP_MONA_ZEVIKA_1-BAB_4.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2015_TS_PP_MONA_ZEVIKA_1-BAB_5.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

2015_TS_PP_MONA_ZEVIKA_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

Data yang dirilis World Health Organization pada tahun 2015 menyatakan hampir dari setengah populasi dunia beresiko terinfeksi demam berdarah dengue (DBD). Faktor yang mempengaruhi kompleksitas permasalahan DBD diantaranya perubahan iklim yang tidak menentu, faktor keheterogenan spasial dan mobilitas manusia, pola hidup nyamuk, keterbatasan biaya penanggulangan, serta belum ditemukannya obat atau vaksin untuk DBD.Model molekular penyebaran DBD yang memperhatikan faktor keheterogenan spasial dibahas pada tesis ini. Pada model molekular ini, setiap manusia dan nyamuk (Aedes Aegepty betina) dipandang sebagai partikel, sementara populasi manusia dan nyamuk dipandang sebagai sistem partikel. Tiga proses penting yang diperhatikan dalam model molekular ini adalah proses perubahan populasi, proses perubahan posisi, dan proses perubahan status infeksi pada manusia dan nyamuk. Efek dari interaksi yang terjadi pada setiap individu dapat dimodelkan lebih mendekati fakta di lapangan melalui ketiga proses ini. Beberapa simulasi telah dilakukan dengan nilai daerah interaksi yang berbeda. Hasil dari simulasi menunjukkan kecepatan penyebaran DBD meningkat seiring dengan bertambahnya nilai daerah interaksi.