digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian dilakukan di Kota Bengkulu dan sekitarnya, yang berada pada koordinat 3°44’19” LS - 3°49’12” LS dan 102°16’12” BT - 102°20’35” BT. Penelitian bertujuan untuk mempelajari tatanan geologi di Bengkulu dan penyebaran kerusakan akibat gempabumi Bengkulu pada 12 September 2007 lalu, serta mengorelasikan jenis kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa terhadap keadaan geologi wilayah. Geomorfologi daerah penelitian berupa perbukitan homoklin, lembah homoklin, perbukitan kuesta, perbukitan intrusi, dan dataran pantai yang dikontrol oleh jenis litologi dan struktur geologi yang berkembang. Stratigrafi daerah penelitian terdiri atas enam satuan batuan yang diurutkan dari tua ke muda, yaitu Satuan Batupasir I, Satuan Batulempung, Satuan Batupasir II, Satuan Intrusi Mikrodiorit, Satuan Batugamping Terumbu, dan Satuan Endapan Aluvial. Satuan Batupasir I merupakan satuan batuan tertua di daerah penelitian. Di atasnya diendapkan secara selaras Satuan Batulempung, lalu diendapkan pula secara selaras Satuan Batupasir II. Ketiga satuan ini dapat disetarakan dengan Formasi Simpangaur yang berumur Pliosen. Kegiatan magmatisme yang mulai aktif pada Pliosen Akhir menghadirkan Satuan Intrusi Mikrodiorit. Hal ini disertai juga dengan pengangkatan yang menyebabkan tersingkapnya Batugamping Terumbu berumur Plistosen. Endapan Aluvial berumur Resen diendapkan secara tidak selaras di atas semua satuan yang tersingkap. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian berupa sesar berarah baratlaut-tenggara serta kekar-kekar berarah baratlaut-tenggara dan timurlaut-baratdaya. Gempabumi yang terjadi pada 12 September 2007 lalu telah menyebabkan terjadinya kegagalan konstruksi bangunan, retakan tanah, likuifaksi, amblesan, dan tsunami berintensitas kecil pada beberapa wilayah. Kerusakan yang terjadi sebagian besar berada di daerah yang secara geologi tersusun atas sedimen Kuarter. Sedimen Kuarter pada daerah penelitian merupakan endapan permukaan berupa material lepas yang belum terkonsolidasi sehingga memperkuat goncangan gempa yang terjadi. Peta intensitas gempa yang berdasar pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity) memberikan gambaran tentang penyebaran kerusakan gempa di daerah penelitian pada saat itu, yaitu di Lempuing, Padang Jati, Kandang Limun, Air Napal, Lais, Pantai Pasir Indah, Desa Serangai, Komplek Dolog, Pantai Pasar Bawah, Desa Muara Maras, dan Pasar Seblat.