2016_TA_PP_ISMIRA_DINI_YANUARI_1-COVER1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016_TA_PP_ISMIRA_DINI_YANUARI_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016_TA_PP_ISMIRA_DINI_YANUARI_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016_TA_PP_ISMIRA_DINI_YANUARI_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016_TA_PP_ISMIRA_DINI_YANUARI_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016_TA_PP_ISMIRA_DINI_YANUARI_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Analisis transpor Arus Lintas Indonesia (Arlindo) dikaji dengan melakukan perhitungan transpor rata-rata bulanan dan analisis korelasi, serta analisis Empirical Orthogonal Function (EOF) untuk mengetahui pengaruh angin, El Ni o Southern Oscillation (ENSO), dan Indian Ocean Dipole (IOD) terhadap variabilitas transpor Arlindo di Selat Makassar sebagai jalur utama masuknya Arlindo dari Samudra Pasifik dan Selat Lombok sebagai salah satu jalur utama keluarnya Arlindo menuju Samudra Hindia. Data yang digunakan merupakan kecepatan arus hasil model baroklinik HAMburg Shelf Ocean Model (HAMSOM) dengan grid 1/10o x 1/10o dan 39 layer untuk daerah lautan Indonesia dari 11oLU – 12oLS dan 92,5oBT – 132oBT pada tahun 2010–2014. Untuk mengetahui kekuatan dari pengaruh angin, ENSO, dan IOD, digunakan data pendukung yaitu angin komponen-v dari NCEP/NCAR, Oceanic Ni
o Index (ONI), dan Dipole Mode Index (DMI).
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata transpor Arlindo pada tahun 2010 – 2014 pada kedalaman 0 – 350 m adalah -9,93 Sv (Transek 1 di Selat Makassar bagian utara); -5,6 Sv (Transek 2 di Selat Makassar bagian selatan); dan -1,05 Sv (Transek 3 di Selat Lombok). Berdasarkan hasil EOF untuk transpor komponen v (0 – 52 m), variasi transpor Arlindo dipengaruhi oleh variabilitas interannual (92%) oleh ENSO (fase La Nina) dan gangguan dari IOD, dan variabilitas seasonal oleh angin (5%) di Laut Jawa dan Laut Flores. Sepanjang tahun 2010 – 2014 sebagian besar kondisi regional termasuk dalam tahun normal sehingga transpor Arlindo di Selat Makassar dan Selat Lombok lebih dipengaruhi oleh angin. Pengaruh angin terhadap variasi transpor di daerah Transek 1, 2, dan 3 secara berturut-turut memiliki korelasi sebesar 0,26; 0,39; dan 0,57 dengan kecenderungan transpor menguat saat monsun barat (-8,95 Sv; -6,18 Sv; dan -1,49 Sv) dan melemah pada saat monsun timur (-10,39 Sv; -5,5 Sv; dan -0,86 Sv), kecuali pada Transek 1 akibat pengaruh variabilitas interannual yang lebih kuat. Pengaruh dari kombinasi angin monsun, ENSO, dan IOD terhadap transpor Arlindo menunjukkan penguatan transpor pada Transek 1,2, dan 3 sebesar 4,9%; 21,2%; dan 26,7% dari transpor rata-ratanya yang terjadi pada tahun 2011 – 2012 saat monsun barat, La Nina, dan DM positif. Sebaliknya, pelemahan transpor sebesar 0,16%; 7,5%; dan 27% terjadi pada tahun 2013 saat monsun timur, fasa normal ENSO, dan DM negatif.